Langsung ke konten utama

Gaji Pimpinan di Muhammadiyah

BELUM SEMUA KENAL MUHAMMADIYAH,,, 😍😍😍 Seorang pengurus yayasan bertanya: "Berapa gaji pengurus Muhammadiyah yang tertinggi dan terendah?” “Pimpinan tidak ada yang digaji, hanya karyawan yg digaji” jawab saya.  “Apa benar ? Kalau begitu dari mana sumber ekonomi mereka ?” “Semua pimpinan Muhammadiyah punya pekerjaan, tidak menganggur”. "Bagaimana kalau tugas Muhammadiyah bersamaan dengan tugas pekerjaan?” “Jika waktu berbenturan, tugas pekerjaan didahulukan, baru Muhammadiyah”. “Kalau begitu tidak profesional karena menomorduakan Muhammadiyah” “Mungkin menurut orang lain tidak profesional. Tetapi itu lebih baik karena semua pimpinan Muhammadiyah tidak ada yang berfikir mengurusi Muhammadiyah sebagai profesi. Semua berniat sbg pengabdian. Yang penting dilakukan penuh kesungguhan dan sepenuh kemampuan”.  Dahulu pernah ada gagasan memberi gaji kepada pimpinan Muıammadiyah  supaya waktu dan perhatiannya bisa penuh kepada pesyarikatan. Tanggapan Pak AR  ketika ditanya:  ”Itu niat

Aneh dan Uniknya Bahasa Medan yang Akan Membuatmu Terbengong




Jika Anda pertama kali berkunjung ke Medan pasti akan merasa heran karena keunikannya. Barangkali sebagian besar menyangka bahwa Medan itu adalah identik dengan budaya Batak. Padahal kenyataanya tidak, di Medan masih banyak suku-suku lainnya seperti Melayu, Jawa, Minang, Aceh, Mandailing, Karo, India, China, Arab dan sebagainya. Dan hampir tidak ada yang etnik yang mendominasi di Medan. Hal itulah yang menyebabkan terciptanya bahasa Medan. Bahasa Medan pada dasarnya adalah Bahasa Indonesia, namun karena keragaman budaya tersebut maka terjadilah akulturasi yang menciptakan istilah-istilah baru.
Berikut ini adalah beberapa keunikan Bahasa Medan:

1. Kereta itu motor, karena motor itu mobil, kereta api lain lagi.
Kereta di Medan
Kereta di Medan
2. Teh itu air putih, karena teh yang pakai gula namanya teh manis, dan yang gak pakai gula namanya teh pahit, sementara yang pakai es namanya manis dingin namun sering disebut mandi. Dan tidak sedikit yang menyebut teh itu tes.
Mandi itu teh, teh itu gak pakai teh
Mandi itu teh, teh itu gak pakai teh
3. Pajak itu pasar, karena pasar itu jalan, dan pasar hitam adalah jalan aspal.
Pasar di Medan
Pasar di Medan
4. Kalau mengisi bensin itu di galon, oh ya bukan bensin tapi minyak.
Galon Medan
Galon Medan
5. Penumpang itu sewa karena kalau numpang itu nggak bayar.
Angkot di Medan
Angkot di Medan
6. Pantai itu tempat wisata sungai, karena wisata laut juga disebut pantai. Hahhaa
Jadi kalau kamu ke Medan dan diajak jalan-jalan ke Pantai Kasan jangan harap di situ ada lautnya. Atau Pantai Sibiru-biru. Kalau nggak percaya cari aja di Google.
pantai medan
pantai medan
Bahasa Medan juga banyak menyerap dari bahasa asing, contohnya:
  • wayar artinya kabel, berasal dari wire
  • raun atau raon artinya muter-muter, berasal dari round
  • selow artinya pelan, berasal dari slow
  • terey artinya coba, berasal dari try
Istilah-istilah plesetan yang sering digunakan di Medan.
  • Bandung = Bandar selamat ujung, seputaran Jl. Letda Sudjono ke arah Tembung
  • Amsterdam = Amplas masuk ke dalam, seputaran terminal Amplas
  • KL = Kampung lalang
  • Maryland = Marelan
Nama-nama tempat yang sangat familiar di Medan namun tidak ada di peta (bukan nama resmi):
Orang Medan juga lebih sering menggunakan nama-nama tersendiri untuk merujuk suatu tempat dengan tidak menggunakan nama jalan maupun nama-nama administratif seperti desa, kelurahan maupun kecamatan.
  • Pancing merujuk ke tempat di seputaran Jl. Williem Iskandar dekat kampus UNIMED
  • Serdang merujuk ke tempat di seputaran Jl. HM. Yamin mulai dari Plaza Aksara sampai RS. Pirngadi
  • Simpang Pos merujuk ke tempat di persimpangan pertemuan Jalan Jamin Ginting – Jl. Gagak Hitam, di situ tidak ada kantor pos.
  • Simpang Limun merujuk ke tempat di persimpangan Jl. Sisingamangaraja – Jl. Sakti Lubis
  • Kampung Keling merujuk ke tempat diseputaran Sun Plaza
  • Simpang Kampus merujuk ke tempat di seputaran kampus USU, pertemuan Jl. Jamin Ginting – Jl. Dokter Mansyur
  • Simpang Barat merujuk ke tempat di persimpangan Jl. Gatot Subroto – Wahid Hasyim
  • Padang Bulan merujuk ke tempat di sepanjang jalan Jamin Ginting
  • Simpang Kuala merujuk ke tempat di Jl. Jamin Ginting persimpangan dengan kampus Al-Azhar
  • Japaris merujuk ke tempat di seputaran jalan Rahmadsyah
  • Pasar Merah merujuk ke tempat di seputaran jalan HM. Joni sampai jalan Menteng Raya
  • Menteng itu adalah singkatan dari Medan Tenggara
  • Pajak Ular merujuk ke tempat berjualan barang-barang bekas di seputaran Jalan Sutomo, di sana tidak ada orang jual ular.
  • Titi Kuning merujuk ke tempat di seputaran persimpangan Jl. Delitua
  • Titi Bobrok merujuk ke tempat di seputaran Jl. Setiabudi ke arah Sunggal
  • Titi Sewa merujuk ke tempat di seputaran perbatasan Medan dan Deli Serdang
  • Simpang Kantor merujuk ke tempat di Jl. KL Yos Sudarso Medan Labuhan
  • Simpang Selayang, kalau ini memang nama sebuah kelurahan di Medan Tuntungan, sementara kalau **Kolam Renang Selayang** adalah sebuah kolam renang di Jl. Dr. Mansyur
  • Bakti adalah Jl. AR. Hakim
Kebanyakan nama-nama tempat tersebut di atas adalah nama pada jaman dahulu, namun sampai sekarang masih dipakai.
Fakta unik lainnya tentang Medan:
  • Tembung itu adalah nama daerah di seputaran Medan, Tembung itu ada dua, yaitu Kecamatan Medan Tembung dan satu lagi Tembung yang terletak di Kabupaten Deliserdang, kecamatan Percut Sei Tuan. Dan orang Tembung itu sebutan untuk orang yang di Percut Sei Tuan itu, bukan yang dikecamatan Medan Tembung.
  • Bandara Kualanamu itu tidak terletak di Medan tapi di Deli Serdang, tapi announcer di pesawat bilang “Selamat datang di Kualanamu Medan”
  • Orang Tembung dan Deliserdang banyak yang mengaku sebagai orang Medan
  • Di Medan ada nama Jalan Kelambir V (Kelambir Lima) namun tidak ada Kelambir 1 – 4
  • Pajak Ikan itu secara harfiah berarti pasar ikan, tapi jangan harap di situ tempat jualan ikan, karena pajak ikan adalah tempat jual pakaian.
Orang di MEDAN tidak menggunakan arah mata angin (UTARA, SELATAN, TIMUR, BARAT) untuk menunjuk arah
Misal orang Medan di tanya
Bukan orang Medan : Sebelah Utara rumahmu itu rumah siapa ya?
Orang Medan: Utara itu sebelah mana ya?
Hahhaha, orang Medan kebanyakan tidak tahu mana itu Utara Timur Barat Selatan, dan tidak pernah meggunakan istilah itu untuk menyebut arah.
Bahkan media-media di Medan seperti Surat Kabar juga dalam menulis berita tidak pernah meggunakan arah mata angin ini.
Misal kalau koran di Jawa saya sering lihat. “Truk itu menabrak pengendara motor dr arah Barat”.
Di Medan tidak pernah ada berita seperti itu, tapi di Medan meggunakan arah tempat rujukan, misalnya dari arah Belawan, atau dari arah Binjai. dsb.
Untuk menunjuk alamat, biasanya meggunakan tempat rujukan.
Misalnya: Kalau mau ke rumahku, dari arah galon itu di sebelah kiri, atau di sebelah kanan kalau dari arah Amplas.
Tentang Bentor atau Betor (Becak Motor)
* Betor itu adalah sebutan becak bermotor di Medan. TAPI itu adalah sebutan orang luar Medan atau sebutan di media. Karena orang Medan tidak pernah menggunakan istilah ini. Orang Medan mengatakannya BECAK MESIN, sementara untuk becak sepeda disebut Becak Dayung. Ingat ya, di Medan itu cuma ada becak mesin dengan becak dayung.
Becak Medan
Becak Medan
Tentang Bika Ambon
Bika Ambon adalah makanan Khas Medan. Tapi sebenarnya orang Medan sendiri sangat jarang memakannya. Karena makanan ini tidak pernah disajikan atau dijual di tempat-tempat umum. Akan tetapi bika ambon hanya digunakan sebagai oleh-oleh saja.
Hal lain yang bisa membingungkan
  • Di seputaran Padang Bulan ada nama jalan Pasar I, Pasar II, Pasar III dst.
  • Di seputaran Marendal juga ada nama jalan Pasar I, Pasar II, Pasar III dst.
  • Di seputaran Marelan juga ada nama jalan Pasar I, Pasar II, Pasar III dst.
  • Di seputaran Tembung juga ada nama jalan Pasar I, Pasar II, Pasar III dst.
BOS COWOK VS BOS CEWEK
Tahukah agan kalau Bos Cowok itu adalah sebutan untuk Ayah, sementara Bos Cewek adalah Ibu
IBU VS MAMAK ITU BEDA
Ibu itu adik mamak, alias bibi, sementara kalau mamak itu ya ibu dalam bahasa Indonesia
KEDAI SAMPAH DAN KEDAI ACEH
Kede SAMPAH itu WARUNG KELONTONG yg biasanya ada di gang-gang, jual sayur mayur dan sembako dll.
KEDE ACEH, itu WARUNG KELONTONG jg, tapi biasanya grosir atau lebih besar, di ruko, dan kebanyakan emang orang Aceh yg jualan.
SEMALAM = KEMARIN
Semalam itu artinya kemarin, bukan tadi malam, kalau semalam semalam nya lagi = artinya 1 hari sebelum kemarin.
ATURAN = SEHARUSNYA
“Kok bisa ilang kretamu, aturan ko kunci lah stang nya”, Aturan (serign dibaca anturan) artinya seharusnya
Pinomat = paling tidak, minimal
“Gapapa la awak kuliah sambil kerja, pinomat bisa buat belik2 jajan”
Tumbuk = pukul
“Kutumbuk ko nantik!” Ancaman untuk memukul seseorang, betumbuk = berkelahi
Berserak = tabrakan, diucapkan beserak
Ngeri kali, kawan awak kmaren berserak di pasar.
Beserakjugaberarti berantakan, kata lain dari berantakan adalah beselemak, tapi beselemak tidak berlaku untuk tabrakan
Pusing = putar, musing = memutar
Cak ko pusingkan dulu rodanya.
Muka = depan
Awak nanam jagung di muka rumah
Cak/cok/cobak = coba
Lucunya, cak/cok/cobak ini biasa digabungkan dgn terey, yg artinya coba juga.
“Cak ko terey dulu, bagus gak” = Coba kamu coba dulu. haha
Orang itu/Orang tu = Mereka
Lontong dan Telur, bisa berarti Makanan, bisa juga jadi Makian
* Telur diucapkan TELOR
“Woi telor, sini ko, jangan kreak kali”
Rusak Kali = Parah Banget
Jumpa tengah, bertemu di tempat netral
Belanda = pelit. “Jadi orang jangan belanda kali””
Tumbang = sakit
Tecampak = jatuh, tercecer
Pokok = pohon
Tunjang = Tendang
Orang rumah = istri atau suami, atau kadang pacar
Palak = kesal, marah
Kacau (kaco) = aduk
Gol = masuk penjara
Gerak = berangkat
Terotak = Terngiang,menjadi pikiran
Suges = sugesti gitu lah, menjadi terpengaruh pikiran, bernafsu, hilang kesadaran
Digilakkan = Dibuat kesal
Tebodoh = Terbengong-bengong
Tepaok = Sama seperti tebodoh
Sekolah = gadai
Disekolahkan = digadaikan
Tokoh = tipu
Pasar hitam = Jalan besar / jalan aspal
Sor = Suka, senang. “Nggak sor aku makan duren” – Saya tidak suka makan durian
Suka = sering. “Di Medan kalok blan 12 sukak hujan” – Di Medan kalau bulan Desember sering hujan
Suka = terserah. “Sukak mu lah bang” – Terserah kamu lah, bang.
Mancis Korek Api Medan
Mancis Korek Api Medan
Pengucapan
Di posisi tertentu huruf k diucapkan lemah / seperti bunyi hamzah.
Contoh:
Cari = carik, dibaca cari’
Ibu – ibuk, dibaca ibu’
Bakti, diucapkan Ba’ti
Sukses, diucapkan su’ses
Beli = belik,dibaca beli’
Bunyi = bunyik, dibaca bunyi’
Sampai = Sampek, dibaca sampe’
Kebanyakan awalan ber- menjadi be-, bekelahi, belanjut, beserak
Bahasa Medan itu Banyak Disingkat






Bagaimana
Macam Mana => Cemana => Acem => Cem
Cemanannya ko ni, gitu aja gak bisa
Gimana sih loe, gitu aja nggak becus
Kalau
Kalok => Klok => Kok
Klok ke pajak jangan lupa belik bombon, baleknya ambik aja
Kalau ke pasar jangan lupa beli permen, kembaliannya kamu ambil saja
Coba
Cobak=>Cok atau Cak
Cok ko tengok orang tu, mukaknya cem taik
Coba kamu lihat dia, mukanya ngeselin
Teman-teman
Kawan-kawan=>Konkawan
Konkawan, kemek-kemek yok
Teman-teman, ayo kita makan-makan
Jalan-jalan
Jalan-jalan->Janjalan

Jalan-jalan
Raon-raon->Ronraon

Nanti
Nantik=>Ntik
Ntik sore kemana klen, ronraon yok naik kreta
Nanti sore kalian kemana, jalan-jalan yuk naik motor
Danau toba
Dontoba

Daun ubi
Donubi

Tanah Lapang
Tanlapang

Tidak usah
Nggak usah=>Gosah

Awas
Awas=>Os
Os ko ya!
Awas kau ya ( kalimat ancaman )
Serius
Srius=>Sus
Sus ko?!
Ah yang bener aja loe ( menyatakan ketidakpercayaan)
Ya sudah
Ya udah=>Yodah

Satu Kata Seribu Arti
Nah, ini yang paling unik. Medan mempunyai sebuah kata yang memiliki arti tidak terbatas. Wow. Kata itu adalah “apa
Simak kalimat berikut:
  • Woi apa! cok ko apakan dlu apa itu, biar apa sikit. Tapi jangan apa kali, nanti apa pulak dia
  • Apanya kemana ne?
  • Ko apakan lah dlu leptop ku ini.
Apa di atas memiliki bermacam-macam arti tergantung konteks nya. Apa dapat dikatakan kata ganti apa saja, baik itu kata ganti orang, benda, sifat, maupun kata kerja. Dan biasanya hanya dimengerti oleh pembicara dan lawan bicara.
Penjelasan contoh di atas:
Misalnya seorang ibu lagi masak didapur, dibantu oleh anaknya.
Si ibu bilang “Woi apa! cok ko apakan dlu apa itu, biar apa sikit. Tapi jangan apa kali, nanti apa pulak dia”
woi apa
= Hei Nisa
apa sebagai pengganti orang (misalkan anaknya bernama Nisa)
cok apakan dulu
= coba kamu tambah garam
apa sebagai pengganti kata kerja 'tambah'
apa itu
= sayur itu
apa sebagai pengganti kata benda 'sayur'
biar apa sikit
= biar agak enak
apa sebagai pengganti kata sifat 'enak'
tapi jangan apa kali
= tapi jangan terlalu banyak
apa sebagai pengganti kata sifat 'banyak'
nanti apa pulak dia
= nanti keasinan
apa sebagai pengganti kata sifat 'asin'
“Apanya kemana ne?”, tanya seorang ayah kepada anaknya sambil memegang botol yang tutupnya hilang.
Di sini apa berarti sebagai pengganti kata benda ‘tutup’
“Ko apakan lah dlu leptop ku ini”, kata seseorang kepada temannya yang bisa memperbaiki laptop.
Artinya perintah untuk memperbaiki.
Selain kata “apa”, kata lain yang bisa memiliki banyak arti adalah: bikin, buat, main, masuk, dsb.
Contoh:
* “Ih, main kali kretamu ya”, bisa berarti: Wow, bagus sekali motor mu
* “Main kita?!”, ajakan berkelahi
* “Cok ko buat dulu…”, bukan berarti suruhan membuat, namun buat disini bisa juga berarti seperti “Cok ko apakan itu” di atas, yang berarti macam-macam.
JAMBU, Jambu di Medan bukan hanya berarti buah, tapi juga artinya TIDAK SEBERAPA
contoh:
  • Lapar-lapar jambu = tdk sbrapa lapar
  • Hitam-hitam jambu = tdk terlalu hitam
Semua kata sifat yang diulang, terus diikuti kata jambu, artinya tidak seberapa, atau tidak terlalu…
Mungkin awalnya ini berasal dari “merah jambu”, yang tidak terlalu merah
Selain kata “Jambu” tsb yang bisa/sering diucapkan untuk menyatakan tidak terlalu adalah “PALA”, bedanya peletakannya berbeda, pala diletakkan sebelum kata sifat.
contoh:
– Nggak pala lapar aku = aku tidak terlalu lapar.
– Nggak pala bisa = tidak terlalu bisa
– Nggak pala panjang = tidak terlalu panjang
PALA juga berarti “PERLU”
contoh:
– Nggak pala ko kasi tau, awak dah tau. = tidak perlu kamu beritahu, saya sudah tau
NGGAK ADA ( SERING DISINGKAT/DIUCAPKAN GADAK), bukan hanya berarti “tidak ada”,
tapi kata ini cukup universal untuk menjawab pertanyaan ketika yang ditanya tidak ingin urusannya dicampuri, atau tdk terlalu suka dengan pertanyaan, atau malas menjawab prtanyaan yang diajukan, atau untuk menutupi sesuatu. Anehnya, kata ini juga sering diikuti dengan jawaban.
contoh:
– Tanya : Lagi ngapain wak?
– Jawab: Gadak, duduk-duduk aja.
  • Tanya: Mau kemana kita wak?
  • Jawab: Gadak, janjalan aja.
ADA, SIKIT (SEDIKIT) , hampir mirip dengan gadak di atas, tapi ini tidak diikuti dengan jawaban.
  • Tanya: Mau kemana wak?
  • Jawab: Mau ke Simpang Limun
  • Tanya: Ngapain sana?
  • Jawab: Ada, sikit. ( maksudnya “kamu tdk perlu tahu urusan saya”)
Pantun khas Medan
Uwak-uwak makan salak
Palak awak
Komik Tentang Bahasa Medan
Digidoy Komik Medan
sumber: cektkp.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Fiksi dalam Sorak Sorai Kepergian dan Penantian

 (Kolom Apresiasi di SKH Haluan, 11 September 2016) Oleh Denni Meilizon AGAKNYA kata “rindu” memang tidak pernah bisa dipisahkan dari sebuah jarak antara kepergian dengan penantian. Sebagaimana sebuah kapal yang melayari lautan, perjalanan telah membawa semua ekspektasi kata “rindu” yang malih rupa kemudian dengan sebutan kenangan. Sedangkan kenangan selalu berupa sebentuk rumah, kebersamaan dan jejak. Puisi “Yang Ditahan Angin Rantau” menggambarkan betapa kenangan telah berumah di tanah perantauan sedangkan di kampung halaman tertinggal sebentuk ingatan. Larik begini, Sepanjang malam adalah angin yang berembus menikam jauh sampai ke putih tulang/ Penyair seakan memberitahukan kepada kita bahwa rindu rumah kampung halaman telah mencukam dalam sampai titik paling rendah, sampai ke tulang.   Anak rindu kepada masakan Ibunda dan tepian mandi ketika kanak-kanak. Tetapi, puisi ini bukanlah hendak menuntaskan keinginan itu. Tak ada waktu untuk menjemput kenangan. Lihatlah larik

DIALOG SUNYI REFDINAL MUZAN DALAM SALJU DI SINGGALANG

Harian Umum RAKYAT SUMBAR edisi SABTU, 25 Januari 2014 Ketika menutup tahun 2013 lalu, Refdinal Muzan kembali menerbitkan kumpulan sajaknya dengan judul "Salju di Singgalang". Penyair melankonis dan teduh ini benar-benar sangat produktif "berkebun" kata-kata. Bahasa qalbunya menyala. Sajak-sajaknya mencair mencari celah untuk mengalir dengan melantunkan irama yang mengetuk-ngetuk pintu bathin pembaca, mengajak bergumul, berbaris lalu berlahan lumat bersama kelindan kata yang merefleksikan pergerakan kreatifitas kepenyairannya. Membaca sajak-sajaknya memberikan ruang untuk berdialog lalu menarik  kita untuk ikut ke dalam pengembaraan dengan wajah menunduk, bertafakur dalam sunyi, menghormati kemanisan sajak yang disajikan berlinang madu.

KAJIAN PUISI-BUNYI DALAM SAJAK

BAB I  PENDAHULUAN   1.1          Latar Belakang Sastra merupakan cabang seni yang mengalami proses pertumbuhan sejalan dengan perputaran waktu dan perkembangan pikiran masyarakat.  Demikian pula sastra Indonesia terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman, karena sastra adalah produk  (sastrawan) yang lahir dengan fenomena-fenomena yang ada dalam kehidupan masyarakat.