Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2013

Gaji Pimpinan di Muhammadiyah

BELUM SEMUA KENAL MUHAMMADIYAH,,, 😍😍😍 Seorang pengurus yayasan bertanya: "Berapa gaji pengurus Muhammadiyah yang tertinggi dan terendah?” “Pimpinan tidak ada yang digaji, hanya karyawan yg digaji” jawab saya.  “Apa benar ? Kalau begitu dari mana sumber ekonomi mereka ?” “Semua pimpinan Muhammadiyah punya pekerjaan, tidak menganggur”. "Bagaimana kalau tugas Muhammadiyah bersamaan dengan tugas pekerjaan?” “Jika waktu berbenturan, tugas pekerjaan didahulukan, baru Muhammadiyah”. “Kalau begitu tidak profesional karena menomorduakan Muhammadiyah” “Mungkin menurut orang lain tidak profesional. Tetapi itu lebih baik karena semua pimpinan Muhammadiyah tidak ada yang berfikir mengurusi Muhammadiyah sebagai profesi. Semua berniat sbg pengabdian. Yang penting dilakukan penuh kesungguhan dan sepenuh kemampuan”.  Dahulu pernah ada gagasan memberi gaji kepada pimpinan Muıammadiyah  supaya waktu dan perhatiannya bisa penuh kepada pesyarikatan. Tanggapan Pak AR  ketika ditanya:  ”Itu niat

Resensi Buku Kidung Pengelana Hujan

Judul buku : Kidung Pengelana Hujan Jenis buku : Kumpulan puisi Penulis : Denni Meilizon Penerbit : FAM Publishing Tahun Terbit: Cetakan I, November 2012 ISBN : 978-602-18971-7-1 Tebal : xviii + 116 halaman* Harga : Rp. 38.500,- (diluar ongkos kirim) Berdakwah dengan Tulisan Indah Berdakwah tidak harus dilakukan oleh seorang Ustadz, Kiyai, atupun Ulama’, Juga tidak melulu harus dengan dalil-dalil Al-Qur’an dan Al-Hadist. Cukup dengan imajinasi yang tinggi lalu menuliskan imajinasi itu menjadi puisi sederhana namun sarat akan makna, Dengan begitu kita sudah bisa berdakwah melalui tulisan. Seperti halnya Denni Meilizon yang menyuguhkan tulisan indahnya dalam buku Kidung Pengelana Hujan yang isinya kumpulan puisi yang sarat akan makna keislamannya. Di dalam buku ini penulis menjelaskan lebih jauh tentang hubungan makluk dengan penciptanya, juga hubungan makhluk dengan makhluk lainnya. Seperti dalam puisi yang berjudul “Memeluk Takdir”, dimana sang penulis berhar