Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

Gaji Pimpinan di Muhammadiyah

BELUM SEMUA KENAL MUHAMMADIYAH,,, 😍😍😍 Seorang pengurus yayasan bertanya: "Berapa gaji pengurus Muhammadiyah yang tertinggi dan terendah?” “Pimpinan tidak ada yang digaji, hanya karyawan yg digaji” jawab saya.  “Apa benar ? Kalau begitu dari mana sumber ekonomi mereka ?” “Semua pimpinan Muhammadiyah punya pekerjaan, tidak menganggur”. "Bagaimana kalau tugas Muhammadiyah bersamaan dengan tugas pekerjaan?” “Jika waktu berbenturan, tugas pekerjaan didahulukan, baru Muhammadiyah”. “Kalau begitu tidak profesional karena menomorduakan Muhammadiyah” “Mungkin menurut orang lain tidak profesional. Tetapi itu lebih baik karena semua pimpinan Muhammadiyah tidak ada yang berfikir mengurusi Muhammadiyah sebagai profesi. Semua berniat sbg pengabdian. Yang penting dilakukan penuh kesungguhan dan sepenuh kemampuan”.  Dahulu pernah ada gagasan memberi gaji kepada pimpinan Muıammadiyah  supaya waktu dan perhatiannya bisa penuh kepada pesyarikatan. Tanggapan Pak AR  ketika ditanya:  ”Itu niat

Y E Y

SUDAH lama Kurtum menanggung beban hati karena Yey. Tiap detik. Tiap hari. Setiap malam, setiap akan tidur. Di dalam tidur, di kedalaman mimpi. Sepanjang malam walau dalam malam sepekat apapun, Kurtum selalu tersenyum puas sebab di dalamnya ia menemukan Yey.   Malangnya Kurtum, saat ia terbangun, ia menyadari kalau mimpinya ternyata menipu belaka. Seiring dengan itulah tanggungan hatinya kepada Yey terasa kian dalam, dalam sekali.   Kurtum masih ingat, dulu ia masih bisa mencurahkan isi hatinya kepada Ramban, kawan sesama penakik getah. Satu-satunya kawan yang masih mau mendengarnya. Setiap hari, selama mereka berdua asyik menyayati batang pohon bergetah putih itu, sepanjang itu pula Kurtum tak habis-habis bercerita. Berderai-derai nama Yey berloncatan dalam air liurnya. Yey! Yey! Yey! Tak ada nama lain selain YEY. Awalnya, Ramban sangat tertarik dengan kegundahan kawannya itu. Ia menyimak dengan seksama. Tentu saja dengan tangan yang tak lepas dari takik getah yang menggurat

Berita Bohong yang Nikmat

 Oleh: Denni Meilizon Sebuah buku ditulis sepasang pengarang Di dalamnya tak ada cerita lain Hanyalah jeritan amarah para kekasih memanggil Hujan turun deras untuk memukuli dada Akhir bulan sejak cetak pertama Para pembaca buku itu antri di ruang dokter Di dada mereka sepasang bisul bertumbuh pesat Dokter bahagia di akhir bulan lemari es dipenuhi telur mata sapi