Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Gaji Pimpinan di Muhammadiyah

BELUM SEMUA KENAL MUHAMMADIYAH,,, 😍😍😍 Seorang pengurus yayasan bertanya: "Berapa gaji pengurus Muhammadiyah yang tertinggi dan terendah?” “Pimpinan tidak ada yang digaji, hanya karyawan yg digaji” jawab saya.  “Apa benar ? Kalau begitu dari mana sumber ekonomi mereka ?” “Semua pimpinan Muhammadiyah punya pekerjaan, tidak menganggur”. "Bagaimana kalau tugas Muhammadiyah bersamaan dengan tugas pekerjaan?” “Jika waktu berbenturan, tugas pekerjaan didahulukan, baru Muhammadiyah”. “Kalau begitu tidak profesional karena menomorduakan Muhammadiyah” “Mungkin menurut orang lain tidak profesional. Tetapi itu lebih baik karena semua pimpinan Muhammadiyah tidak ada yang berfikir mengurusi Muhammadiyah sebagai profesi. Semua berniat sbg pengabdian. Yang penting dilakukan penuh kesungguhan dan sepenuh kemampuan”.  Dahulu pernah ada gagasan memberi gaji kepada pimpinan Muıammadiyah  supaya waktu dan perhatiannya bisa penuh kepada pesyarikatan. Tanggapan Pak AR  ketika ditanya:  ”Itu niat

Kritikus

IG: dennimeilizon foto ilustrasi disediakan google.com TIDAK  semua puisi yang lahir dapat dibaca dengan baik sesuai maksud Penyair tanpa didahului dengan kehadiran seorang Kritikus Sastra yang bekerja membedah, menguliti dan menguji daya banting karya sastra yang lahir itu. Puisi berfungsi juga sebagai wahana untuk melenyapkan yang terlihat demi mengungkap yang tidak terlihat. Dari hakiki menjadi metaforis. Namun, menurut pendapat Adonis (penyair Arab kontemporer)  puisi yang terbaik adalah puisi yang kata-katanya sejajar dengan maknanya, tidak membutuhkan metafora. Dalam tulisan ini kali ini, kita tidak akan sependapat begitu saja dengan Adonis itu. Tetapi mari kita bersepakat dahulu bahwa puisi adalah soal rasa. Sebagai contoh: membandingkan rasa pada puisi Pablo Neruda dengan puisi Adonis misalnya, seolah-olah membandingkan nasi gudeg dengan nasi kapau. Berlainan rasanya, mungkin sama penyajiannya, serta jelas berlainan pula sensasi yang diperoleh saat menikmatinya,

KABA FESTIVAL V 2018 | 60 35 30

Oleh : Denni Meilizon Foto : Vyronium Indonesia PANGGUNG   Ruang Produksi Manti Menulik   Ladang Tari Nan Jombang  di Balai Baru, Padang Sumatera Barat kembali menjadi pusat perhatian publik seni pertunjukan, masyarakat dan pemangku kepentingan terkait dengan aktifitas kegiatan dari rangkaian pertunjukan  alek tahunan seni kontemporer KABA  Festival 2018  yang dimulai 26 November 2018 hingga 2 Desember 2018. Tema yang diusung pada t ahun ini adalah 603530. Tema tersebut terbilang cukup unik dan kreatif, diusung oleh Komunitas Galombang Minangkabau guna menandai perhelatan KABA  Festival V 2018 kali ini sebab bertepatan pula dengan 60 tahun usia Ery Mefri  seorang koregrafer internasional  asal Sumatera Barat yang merupakan insiator dan penggagas KABA Festival , 35 tahun  perjalanan   karier Nan Jombang Dance Company dan pameran 30 tahun kiprah Nan Jombang Dance Company sebagai penyelenggara festival seni pertunjukan.

Komunitas Sastra Bumi Mandeh Gelar Pelatihan di Pessel: Semangat Literasi di Hari Guru

PAGI HARI  Ahad (25/11) cuaca di kota Painan Pesisir Selatan masih terasa basah oleh tirisan hujan yang turun sejak kumandang azan subuh menggema dari menara-menara masjid dan mushala.  Matahari masih bersembunyi di atas cakrawala. Sayup-sayup terhidu juga aroma asin dari laut yang tak jauh dari kota, menyusup dari atap-atap rumah penduduk yang masih belum padat. Ada juga tercium aroma bumbu dari masakan gulai kepala ikan yang menjadi kuliner khas Pesisir Selatan. Tetapi, kesan kuat nan teramat menggembirakan tertumpu kepada satu tempat, sebuah gedung perkantoran berhalaman luas di pusat kota Painan. Kantor Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Pesisir Selatan hari Ahad itu ramai sekali. Terlihat puluhan orang berdatangan lalu mengambil tempat di sebuah ruang terbuka di samping kantor sederhana itu. Cuaca yang mulai sedikit cerah membuat gairah orang-orang kembali terbangunkan. Ada jejeran kursi dan meja tertata rapi di ruang terbuka yang ditandai sebagai Kantin Literasi o

Benarkah Anda Orang yang Cerdas? 10 Tanda ini Jawabannya

Merilis ulang dari Nationalgeographic.co.id, siapapun pasti akan merasa senang dan tersanjung bila dikategorikan sebagai orang yang cerdas. Semua orang pun menghubungkan beberapa perilaku sebagai tanda kecerdasan seseorang. Namun hal ini ternyata tidak sepenuhnya benar. Sains seringkali berkata lain dengan apa yang selama ini kita percaya. Salah satunya adalah dalam tanda kecerdasan seseorang. Berikut ini adalah 10 tanda kecerdasan seseorang menurut sains yang dirangkum dari Business Insider, Jumat (24/8/2018).

Ami ingin Pulang ke Masa Lalu

Oleh: Denni Meilizon DIA SUDAH terbiasa menunggu. Dulu, beberapa tahun sebelum hari ini, ia terbiasa menunggu lelaki itu di dalam kamar. Ia akan duduk di pinggir ranjang dekat dengan jendela. Ia hapal benar, jika lewat tengah malam, setelah lampu-lampu rumah dimatikan, lelaki itu akan datang berkunjung dan berdiri di balik jendela. Berdiri? Ya, setelah melalui proses yang tidak biasa.   Lelaki itu datang mengendap-ngendap bagai pencuri. Tetapi ia sudah hapal letak kamar gadis itu. Gadis di dalam kamar, seperti biasa dapat merasakan debar jantungnya berdetak lebih kencang. Kadang ia merasa mendengar degup jantung sendiri. Biasanya pada degup yang keseratus sekian, sebuah ketukan halus pada jendela akan menghipnotisnya untuk mendekat. Menempelkan badan ke jendela. Melekatkan telinga rapat-rapat. Ia tahu jika di luar, lelaki itu sedang menempelkan bibirnya ke jendela pula. Ah, Lelaki itu, setelah mengetuk jendela sepelan mungkin biasanya ia akan menutupi kepalanya dengan kai

Hanya Cinta Kasih yang Membuat Musuh Diampuni dan Penganiaya boleh Dimaafkan

Oleh: Denni Meilizon ADA suara kebenaran dari luar diri manusia yang menuntut untuk hidup sesuai arah jalan yang lurus. Suara itu menggema dalam kitab-kitab suci agama, bukan monopoli satu agama saja tetapi ayat-ayat penuntun jalan itu bisa ditemukan oleh orang-orang yang mencari dari berbagai penganut agama dan keyakinan di dalam kitab suci masing-masing. Ada banyak sekali ayat-ayat tersebut, dan tidak pula dapat dinafikan bahwa kitab suci milik agama manapun memang dimaksudkan sebagai penuntun, pegangan dan peta kehidupan yang harus diamalkan oleh penganut agama jika ingin hidup yang benar dan diberkahi cinta, kasih sayang, pengampunan, kebahagiaan serta memperoleh rahmat dari Tuhan semesta alam. Namun, praktiknya dalam keseharian manusia tidaklah semudah saat membaca ayat-ayat dalam kitab suci. Kehidupan manusia merupakan dinamika, medan perjuangan antara kasih sayang, cinta, amarah, kebencian, persahabatan, pengorbanan, ego, kerelaan, kesombongan, keikhlasan, raku

Jika Orang Berdusta Tentulah Kami tak Serta

foto: Amigos Travellers KETIKA kecil saya merupakan murid sekolah dasar yang banyak tanya soal agama, begitu menurut tuturan guru-guru sekolah dikemudian hari. Pertanyaan saya kata mereka, sering bikin kening guru agama berlipat untuk kemudian ia memilih menunda memberi jawaban. Barangkali saya   kemudian tidak ambil pusing jika kemudian dijawab atau tidak. Barangkali, jawaban bagi anak kecil tidaklah penting karena anak kecil tidak paham betul apa yang ia tanyakan. Saya bertanya karena dijejali oleh buku bacaan sejak kecil. Bacaanlah yang memantik pertanyaan dalam pikiran saya. Dan hari ini, walaupun bukan seorang penganut agama yang baik lagi taat tetapi saya kadang agak tidak enak hati juga manakala membaca atau melihat materi yang dibaluti embel-embel keberimanan, mengayak-ayak narasinya dengan bahasa agamais namun tidak dilengkapi dengan sumber bacaan dan referensi, disebarkan pula oleh orang yang tidak dapat dijadikan rujukan. Perkara agama bukan gampangan. Ia per