Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

Gaji Pimpinan di Muhammadiyah

BELUM SEMUA KENAL MUHAMMADIYAH,,, 😍😍😍 Seorang pengurus yayasan bertanya: "Berapa gaji pengurus Muhammadiyah yang tertinggi dan terendah?” “Pimpinan tidak ada yang digaji, hanya karyawan yg digaji” jawab saya.  “Apa benar ? Kalau begitu dari mana sumber ekonomi mereka ?” “Semua pimpinan Muhammadiyah punya pekerjaan, tidak menganggur”. "Bagaimana kalau tugas Muhammadiyah bersamaan dengan tugas pekerjaan?” “Jika waktu berbenturan, tugas pekerjaan didahulukan, baru Muhammadiyah”. “Kalau begitu tidak profesional karena menomorduakan Muhammadiyah” “Mungkin menurut orang lain tidak profesional. Tetapi itu lebih baik karena semua pimpinan Muhammadiyah tidak ada yang berfikir mengurusi Muhammadiyah sebagai profesi. Semua berniat sbg pengabdian. Yang penting dilakukan penuh kesungguhan dan sepenuh kemampuan”.  Dahulu pernah ada gagasan memberi gaji kepada pimpinan Muıammadiyah  supaya waktu dan perhatiannya bisa penuh kepada pesyarikatan. Tanggapan Pak AR  ketika ditanya:  ”Itu niat

Kaidah Penulisan Puisi: Biarkanlah Puisi Tetap Puisi

Oleh: Maulidan Rahman Siregar S ulam E mas edisi kali ini , P enyair kita, Elfi Ratna Sari memberikan kepada kita ‘harapan’ . Sungguh betapa beruntung nya jika manusia (masih) memiliki harapan. Jika tidak demikian , tamatlah kita. Dunia kehilangan warna, atau bisa-bisa puisi malah kehilangan bunyi. Bacalah larik begini, Mengejorakan bimbang-bimbang di gelantungan suram // Mengubah jadi guratan yakin //. Urgensi harapan memang begitu. Menepis keraguan, membentuk keyakinan. Kita tidak akan dapat apa-apa dari keraguan. Bukankah begitu?

The Margin of Our Land: Kolaborasi, Eksplorasi dan Apresiasi

Oleh: Denni Meilizon* TAK PUAS saya untuk tidak melimpahkan rasa takjub, berada di tengah kesenyapan ratusan penonton yang memenuhi kursi gedung teater utama Taman Budaya Sumatra Barat, mendekat sampai “ringsek” kepada bunyi-bunyian dan musik pengiring sebelum mengangguk takzim kepada sajian pertunjukan gerak tari di atas panggung, menelisik satu persatu properti yang luwes di permainkan para aktor penari, kostum para penampil, efek dan artistik panggung lalu sedikit tergagap mencerna tata pencahayaan, yang semuanya itu merupakan wujud kesatuan pertunjukan selama dua malam berturut-turut (9-10 Februari 2018) bertajuk “ The Margin of Our Land” hasil kolaborasi cantik antara komunitas seni pertunjukan; Sukri Dance Theatre, Komunitas Seni Hitam Putih, Komunitas Seni Nan Tumpah dan Aliansi Komunitas Seni Indonesia (AKSI), bekerja bersama-sama dengan profesional kreatif antara lain; Sahrul N (Dramaturg), Kurniasih Zaitun (Sutradara), Elizar Koto (Komposer), Yusril Katil (Ske