Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

Gaji Pimpinan di Muhammadiyah

BELUM SEMUA KENAL MUHAMMADIYAH,,, 😍😍😍 Seorang pengurus yayasan bertanya: "Berapa gaji pengurus Muhammadiyah yang tertinggi dan terendah?” “Pimpinan tidak ada yang digaji, hanya karyawan yg digaji” jawab saya.  “Apa benar ? Kalau begitu dari mana sumber ekonomi mereka ?” “Semua pimpinan Muhammadiyah punya pekerjaan, tidak menganggur”. "Bagaimana kalau tugas Muhammadiyah bersamaan dengan tugas pekerjaan?” “Jika waktu berbenturan, tugas pekerjaan didahulukan, baru Muhammadiyah”. “Kalau begitu tidak profesional karena menomorduakan Muhammadiyah” “Mungkin menurut orang lain tidak profesional. Tetapi itu lebih baik karena semua pimpinan Muhammadiyah tidak ada yang berfikir mengurusi Muhammadiyah sebagai profesi. Semua berniat sbg pengabdian. Yang penting dilakukan penuh kesungguhan dan sepenuh kemampuan”.  Dahulu pernah ada gagasan memberi gaji kepada pimpinan Muıammadiyah  supaya waktu dan perhatiannya bisa penuh kepada pesyarikatan. Tanggapan Pak AR  ketika ditanya:  ”Itu niat

DIALOG SUNYI REFDINAL MUZAN DALAM SALJU DI SINGGALANG

Harian Umum RAKYAT SUMBAR edisi SABTU, 25 Januari 2014 Ketika menutup tahun 2013 lalu, Refdinal Muzan kembali menerbitkan kumpulan sajaknya dengan judul "Salju di Singgalang". Penyair melankonis dan teduh ini benar-benar sangat produktif "berkebun" kata-kata. Bahasa qalbunya menyala. Sajak-sajaknya mencair mencari celah untuk mengalir dengan melantunkan irama yang mengetuk-ngetuk pintu bathin pembaca, mengajak bergumul, berbaris lalu berlahan lumat bersama kelindan kata yang merefleksikan pergerakan kreatifitas kepenyairannya. Membaca sajak-sajaknya memberikan ruang untuk berdialog lalu menarik  kita untuk ikut ke dalam pengembaraan dengan wajah menunduk, bertafakur dalam sunyi, menghormati kemanisan sajak yang disajikan berlinang madu.

BUAT A.A. NAVIS : KETIKA SURAU ITU TAK ROBOH LAGI

Maulidan R. Siregar Pak, suraumu tak roboh lagi! oleh : Maulidan Siregar   Buat AA. Navis; Pak, suraumu tak roboh lagi Gambarnya kami unggah di facebook Kami bagikan pada ribuan kawan Semua pada komentar, bilang suraumu bagus Kami foto dari luar Lagi duduk di lapau, menunggu jamaah kelar Sambil diskusi, bagaimana bisa agar suraumu bagus, suraumu ramai Di lapau, ada kopi, rokok, secarik kertas, dan pulpen bahan diskusi Suraumu dibantu ayah kami, Ayah kami yang pejabat, pengusaha sukses, dewan politik, dan calon gubernur Ayah kami baik Peduli sama suraumu, biar bagus, biar ramai Keramik-keramik cantik Kubah-kubah megah Dibantu ayah kami, Di gotong bersama Garin adzan kami pulang Garin punya acara kami datang Pariaman, 20 Januari Masehi 2014 pukul 07: 39 wib Membaca sajak "Pak, suraumu tak roboh lagi!" (untuk A.A. Navis) yang ditulis oleh Penyair Maulidan Siregar serasa membawa kita kepada dunia yang dibangun oleh cerpen Sastrawan A.A. Nav

DUKA JAKARTA PADA APA

ilustrasi dari www.nahimunkar.com Langit bicara pada apa Tangis di titian awan pecah Membuncah guyur tidur bumi rendah Bak pasukan beribu murka Menindas diam rasa pasrah Bah. Lalu bicara apa kita Di mana tiba saja Genang lama itu ke itu saja Bosan. Pada apa hari ini kita bicara Surut banjir, surut pula semua bicara Hujan musim depan banjir lagi kita Selalu.

Rosalina Mendrofa; Awalnya Mau Beli Novel, Eh.. Tertarik Pada Rembang Dendang Akhirnya Cinta Pada Puisi

    yuk. Gue udah beli neh bukunya neh judulnya rembang dendang. Bukan novel yah ini puisi. Puisinya keren2. Mungkin yang suka puisi bisa terinspirasi dengan kata2 beliau . Hehe. Yukkk order berkodak ria dlu setelah beberapa halaman baca ini buku baru walau bukan novel. Hehe. Tp lumayanlah kata2nya menggetarkan. Rosalina Mendrofa

Bidang Datar,Padanya Aku Menulis Lupa dan Ingat: Denni Meilizon

Oleh : Arbi Tanjung (Penulis Essai dan Kritikus Sastra) 17 Januari 2014 pukul 14:10 Tiga pagi, sebatang janji menumbuh Lupa dan Ingat seberang menyebrang Ada lupa yang ditulis Ada lupa yang harus berbalas Ingat Ada ingat telah tiba Pun, pergi Bidang datar itu Lupa Ingat Padang, 17012014

Puisinya Terasa Hidup dan Dinamis, Mengubah Persepsi Saya Tentang Puisi

Oleh Irwan Hasan Buku kumpulan puisi karya Denni Meilizon "Rembang Dendang" sastrawan asal Sumatera Barat ini telah mengubah persepsi saya tentang puisi selama ini yang mengatakan puisi itu terlalu tinggi dan susah dimengerti serta dibuat tanpa makna. Melalui puisinya saya dibuat merinding dengan kisah kecelakaan maut sebuah angkot di Batang Anai tempo hari yang menewaskan semua penumpang yang sebagian besar adalah siswa SMA. Juga dibuatnya saya tertawa dengan puisi tentang pelakat Caleg yang dikencingi anjing. Di dalamnya juga ada tiga puisi yang saya jadikan lagu yakni Rembang Dendang, Gandoriah, dan Perjalanan Menuju langit . Puisinya terasa hidup dan dinamis. Bagi penggemar sastra terutama puisi, miliki buku ini sebagai koleksi buku puisi anda, hubungi saja langsung penulisnya, Bang Denni Meilizon, SMS ke 085760600640 - 081378605943 untuk pemesanan buku. Harga 40 rb.

Bermula Dari Ranting dan Berakhir Pada Ziarah

Oleh Desri Erniza Rembang Dendang ini adalah buku puisi tunggal ke-3 karya Denni Meilizon. 103 judul puisi dalam buku ini hanya diselesaikan dalam waktu 6 bulan. Penyair muda ini menjabat sebagai ketua FAM Indonesia Cabang Sumbar. Semangat bang Denni patut dicontoh. Kepiawaiannya merangkai kata dan membuat judul puisi seperti 32°C dan 4.07 sangat terkesan unik. Yang tak kalah menariknya, “Tragedi 15 januari” didedikasikan untuk para korban kecelakaan maut pada hari selasa tanggal 15 januari 2012 di jalan raya pasar Usang-Batang Anai. Merenggut nyawa beberapa orang pelajar dan satu orang guru. Seisi dunia diobrak-abriknya lewat puisi. Tak hanya ranting, koruptor, singkarak, duka jakarta pada apa, rakyat, lentera, zalim, sang pemimpin dan ziarah. Semua terangkum dalam sebuah siklus hidup anak manusia yang bermula dari ranting dan berakhir pada ziarah. Keakraban dengan Bang Denni tak hanya terbentuk lewat onggokan kata tapi jiwa pemimpinnya lebih terlihat populer. “membe

MENGEJAR NOMOR ANTRIAN

Poto Ilustrasi (doc pribadi Joni Anwar) Pagi hari, aku sudah ke sana. Mantap niat untuk melengkapi administrasi kependudukan putraku, Lintang. Aku butuh selembar Akte Kelahiran demi   untuk melengkapi persyaratan urusan-urusanku yang lainnya. seberkas formulir kutulisi. Hari sudah merambat pukul 11.00 siang. Selesai? Belum.   Aku mesti antri dulu untuk kemudian menunggu panggilan buat diproses. Kuminta nomor antrian itu. R uangan ini panas sekali, padahal kulihat sudah dua unit Air Conditioner melekat di dinding paling atas. Tapi ruangan ini ramai sekali, peluh akhirnya mengalir juga.

Resensi Buku Puisi "Rembang Dendang"

Arif dalam Membaca Lingkungan Judul Buku   : Rembang Dendang Jenis Buku   : Kumpulan Puisi Penulis        : Denni Meilizon Penerbit      : AG Litera Cetakan     : Pertama,  Sept. 2013 Tebal Buku : xxiv + 126 halaman Harga         : 40.000  ISBN         : 978-602-7692-53-4  Akhir-akhir ini, banyak sekali fenomena-fenomena yang luput dari penglihatan manusia, karena sebagian dari kita telah benar-benar sibuk mencari kaya, mencari untung, mencari istri, mencari anak shaleh, sehingga lupa akan tetangga lupa lingkungan, masyarakat dan bahkan lupa keluarga, tidak jarang pula ditemui beberapa orang lupa akan diri mereka sendiri (lupa diri;red). Buku ini mengajak ingatan kita untuk lebih dalam memikirkan hal-hal yang telah disebutkan tadi, dalam hal ini Denni Meilizon menuliskan beberapa fenomena tersebut dengan cara yang "luar logika", butuh pemikiran mendalam untuk mencapai maksud setiap puisi yang dituliskan.

Resensi Buku Puisi Rembang Dendang

Segubuk Rasa Lewat Syair Denni Judul               : Rembang Dendang Pengarang       : Denni Meilizon Penerbit           : Alif Gemilang Litera, Yogyakarta Cetakan           : Pertama, September 2013 Tebal Buku      : xxiv+126 halaman ISBN               : 978-602-7692-53-4 Rembang Dendang bak segubuk rasa yang dituangkan lewat tulisan indah dan dalam makna. Demikian sang penyair menuliskannya dalam sebuah buku puisi tunggal. Setiap puisi yang ditulis penuh akan makna dan kemunculan berbagai realita kehidupan umat manusia. Denni Meilizon, beliaulah penyair itu. Menulis puisi tidak lagi hanya pada sepucuk kertas yang jika dilipat mudah rusak. 

Kontradiksi & Ironi kehidupan Sastrawan Nh. Dini Dan Anak nya Pierre L. Padang Coffin (Sutradara Despicable Me 1 & 2)

Menurut TEMPO.CO , http://www.tempo.co/read/news/2013/07/05/111493810/Sutradara-Film-Despicable-Me-Keturunan- Indonesia Pierre Coffin , sutradara film animasi ternama – Despicable Me 1 & 2, ternyata merupakan keturunan Indonesia. Coffin itu merupakan putra dari penulis sastra Indonesia, Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin. Nurhayati Srihardini Siti Nukatin, atau yang lebih dikenal dengan nama pena “ Nh. Dini “, adalah novelis dan feminis Indonesia. Pierre Coffin yang lahir pada 1 November 1967, merupakan anak dari pasangan Yves Coffin, seorang diplomat asal Perancis dan Nh. Dini. Semasa kecilnya, Pierre selalu mengikuti ayahnya yang berpindah tugas  dari satu negara ke negara lainnya seperti Jepang, Perancis, Amerika Serikat dan lain-lain. Namun Pada 1984, kedua orangtua Pierre memutuskan untuk bercerai.  Saat itu, sang ibu pun memutuskan kembali ke Indonesia, sementara Coffin ikut ayahnya menetap di Prancis. Karir Pierre di dunia animasi Hollywood dimulai sa

KAJIAN PUISI-BUNYI DALAM SAJAK

BAB I  PENDAHULUAN   1.1          Latar Belakang Sastra merupakan cabang seni yang mengalami proses pertumbuhan sejalan dengan perputaran waktu dan perkembangan pikiran masyarakat.  Demikian pula sastra Indonesia terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman, karena sastra adalah produk  (sastrawan) yang lahir dengan fenomena-fenomena yang ada dalam kehidupan masyarakat.

SEJARAH SASTRA INDONESIA

Ilustrasi dari Google.com   1.   Pengertian Sejarah Menurut Kuntowijoyo (dalam Yudiono, 2010:21), mengatakan bahwa sejarah masih merupakan barang mewah yang sedikit peminatnya.  Sedangkan moedjanto mengatakan bahwa di dunia ini masih ada ilmuwan social dan humaniora, bahkan ilmuwan eksakta, yang mempunyai keyakinan bahwa dunia tidak hanya memerlukan insinyur, 8industriawan dan banker.  Mereka berkeyakinan bahwa tertib dunia masa sekarang dan masa depan manusia memerlukan

NADA MAYOR DALAM PUISI

: Untuk penyair Bambang Irianto Bang, aku membaca dinding kata di antara debu lekat di buku usangmu seperti bersemenda saja rantau kita bila sejatinya kau tanya di mana tapal batas sejak waktu menurun dari titian "bagas godang" menyambangi sudut mentari hingga di pucuk marapi kau gegar tawa bersama kata yang kau semai di kakinya.

PENGERTIAN PUISI

Dalam memberikan pengertian puisi, orang sering membandingkannya dengan prosa. Biasanya, prosa disebut sebagai karangan bebas, sedangkan puisi disebut karangan terikat. Bebas atau terikatnya tersebut didasarkan pada aturan-aturan (jumlah baris-baris dalam satu bait, jumlah suku kata dalam satu baris dan sebagainya), bagaimanakah dengan puisi seperti di bawah ini ?

ENJAMBEMEN DAN ESENSINYA PADA PEMAKNAAN PUISI SECARA UTUH

( copas milik Imron Tohari ) Puisi adalah media dan atau sarana komunikasi untuk melahirkan pemikiran-pemikiran baru (kebaharuan piker/new opinion) atas olah rasa dan atau olah batin dan atau olah laku kehidupan, baik yang merupakan sesuatu hasil dari lelaku langsung maupun dari apa yang ditangkap oleh panca indra dari lingkungan sekitar (diluar diri) yang melahirkan pemikiran-pemikiran baru dalam upayanya memberi nilai positip dimasa-masa selanjutnya” (lifespirit, 2010)  

ENJAMBEMEN

Sifat konsentrif atau pemusatan yang merupakan ciri khas bentuk karangan puisi,sangat membatasi kebebasan penyair.Penyair mau tidak mau dipaksa untuk menyampaikan isi hatinya,betapapun banyak yang hendak dikatakan,dengan bentuk yang sependek-pendeknya.Itulah sebabnya sebelum mencurahkan isi hatinya ke dalam bentuk kata-kata,penyair memisah-pisahkan dulu antara bagian-bagian yang dianggapnya pokok dari bagian-bagian yang dianggapnya hanya merupakan keterangan penjelas saja.Kemudian dilakukanlah penyaringan terhadap kata-kata yang akan diberinya tugas menyampaikan kata hatinya tersebut.Itulah sebabnya kata-kata yang digunakan penyair selalu mempunyai tugas ganda : tidak hanya mendukung maksud  tetapi juga mendukung rasa.Akibatnya,faktor bunyi bahasa amat diperhitungkan pula.Perhatikanlah sebait puisi Amir Hamzah berikut ini :

Berkenalan dengan HAIKU

Haiku (orisinalnya) adalah salah satu dari sekian jenis puisi Jepang, dimana pada penciptaannya banyak mengemukakan tentang alam, dengan patron 17 suku kata dengan silabel 5-7-5. Salah satu contoh haiku adalah senryu, konsepnya sama ...dengan haiku, cuma senryu lebih membebaskan tema dan ringan pada haiku klasik, perlu ada refleksi waktu.

Mengenal “Epigram” dalam puisi

Oleh : Liweng-Gun ( Lingsir Wengi - salah satu anak fb saya,yang sekarang tak saya ketahui di mana rimbanya). Epigram adalah puisi dengan bentuk yang sederhana, singkat dan bernas. Tidak menggunakan kosakata yang berlebihan, namun mampu memberikan kesan satir bagi pembacanya. Epigram terdiri dari satu kalimat, satu bait atau 2 bait.  Materi yang diangkat dalam puisi epigram adalah pemikiran atau kejadian.  Istlah Epigram berasal dari Yunani kuno epigraphein yang berarti  “untuk menuliskan sesuatu” atau “ menorehkan tulisan”.

Kata-Kata Dalam Sajak : Masalah Logis dan Tidak Logis

                                                                     Oleh :Dasril Ahmad SEORANG penyair berada dalam kata, di luar bahasa, kata Wiratmo Soekito dalambukunya Kesusastraan dan Kekuasan (1984). Dalam menyair, penyair lebihakrab atau mengakrabi efektifitas penggunaan tenaga puitik ( power puitic )yang terkandung dalam kata. Justru itu, kalau dilakukan studi khusus tentangpenggunaan kata-kata dalam sajak dari beberapa penyair, maka bukan mustahil kitaakan menemukan ciri pembeda yang merupakan warna khas sajak setiap penyair.Misalnya, penggunaan kata-kata  yangdilakukan penyair Chairil Anwar, akan menunjukkan kekuatan sajaknya sendiri danmenjadi warna khas sajaknya itu. Ini akan berbeda dengan sajak-sajak SapardiDjoko Damono, Sutardji Calzoum Bachri, Abdul Hadi WM, Hamid Jabbar, Rusli Marzuki Saria, dan lain-lain.

PENGANTAR BUKU 33 TOKOH SASTRA PALING BERPENGARUH

Mencari Tokoh bagi Sastra   Negara lahir dari tangan penyair. Jaya dan runtuhnya di tangan para politisi . ~ Mohammad Iqbal Jika kekuasaan membawa orang pada arogansi. Puisi mengingatkan kita akan keterbatasan manusia. Jika kekuasaan mempersempit kepedulian kita, puisi mengingatkan mereka akan kaya dan beragamnya eksistensi manusia. Jika kekuasaan kotor, puisi membersihkannya. ~ John F. Kennedy Peranan kesusastraan dalam kehidupan masyarakat tidak jarang dipertanyakan, terutama saat sebuah negara sibuk dengan pembangunan ekonomi. Hal ini terjadi juga di Indonesia. Di satu sisi, para penguasa kerap merasa terganggu oleh sikap sastrawan tentang pembangunan dan beberapa kebijakan politik menyangkut aspek-aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Mereka cenderung menganggap sastrawan hanya bisa mengkritik kebijakan dan kerja keras pemerintah, mengecam para politikus busuk, dan menghujat para pejabat korup. Di lain sisi, masyarakat umum memandang bahwa peranan s

ANAKKU, PESAN AYAH : JANGAN JADI SI MALIN KUNDANG ATAU SI SAMPURAGA

Buih menggoyang pandangan yang nanar menatapi lautan Sejak dulu kita telah menghitung gelegar badai dan hempasan ombak pada karang Sambil menyejajarkan bahu-bahu kita dan mengikatkan diri pada tiang-tiang kapal Engkau menyelinginya dengan cerita diam dan dera masa lalu Tapi aku lebih suka cerita si Sampuraga itu, sesekali cerita si Malin Kundang Anak-anak bunda yang tak tahu adat dan terima kasih Tak jua punya rasa hormat dan tepa empati pada bundanya Dikutuki oleh Yang Maha Kuasa, satu dibanjiri air bah dan satunya pula meratap menjadi batu bersujud dionggok pasir pantai

IBU TUA PENJUAL LEMANG DAN PEMBELINYA

Dawai rabab menyayatkan goresan jiwa mengantarkan sebuah kisah Ketika dirunut pada untaian nada perjalanan seorang ibu tua Yang tertatih melangkahkan asa menyusuri negeri-negeri asing Meninggalkan kampung halaman demi melampiaskan kerinduan pada anak hilang Anak sibiran tulang pengobat risau hati ayah dan bunda Sedari muda mentah meninggalkan peluk dan belai orangtua Dibalut luka kesedihan, merana dan papa Akibat salah mengurai marah sang ayah Ketika bekal nasi buat ayahanda di ladang dibawa lalai  

Menyambung Hati Dengan Bahasa Puisi

Ada sebuah pertanyaan yang cukup unik bagi anda fans berat dunia perpuisian ataupun persajakan yaitu apakah puisi bisa menjadi penyambung hati? Sebuah pertanyaan yang barangkali tak penting, tidak serius dan main-main begitu mungkin menurut anggapan anda. Tapi apakah memang tidak penting?

KACAMATA BARU

Gambar Ilustrasi dari Google.com "Wah, dah pakai kacamata pula kau, Den?,” kata seorang Uni-uni menghentikan langkahku. "Eh, iya Ni...,” jawabku ringkas. "Sejak kapan? kenapa? apa matamu sudah sakit?.” "he-he-he...” "Lho, kok malah cengengesan?”

NASI YANG BISA MARAH

gambar ilustrasi dari google.com "Pedas sekali, Bu! Tak maulah terusin makannya . " "Pedas sikit pun itu, lauknya kan sudah dibasuh tadi . " "Tak mau lagi, Bu!" "Ganti nasi baru sajalah!"

IMAPASBAR KOTA PADANG MENGADAKAN "LOMBA PENULISAN ARTIKEL"

Tak terasa Kabupaten Pasaman Barat sudah berusia 10 tahun. Wow, bila diukur dengan umur manusia, umur 10 tahun itu adalah umur untuk persiapan peralihan masa kanak-kanak ke remaja.

KEMATIAN LELAKI

*Di muat Harian Rakyat Sumbar Edisi Sabtu, 4 Januari 2014 Kolom Sastra Halaman surat kabar masih dibolak balik lelaki itu. Ini sudah surat kabar yang keempat dari surat kabar pagi yang menjadi langganannya.   Kopi sudah tinggal sejengkal pula dalam tadah plastik. Tak ada berita yang dicarinya. Matanya nanar, tak lekang mempelototi judul berita satu persatu,   membaca kolom demi kolom hingga baris demi baris. Benar! Sungguh tak ada. Surat kabar hanya memuat berita-berita politik, bencana dan perselingkuhan. Seakan-akan tidak ada lagi yang lebih layak diberitakan selain topik-topik itu.