Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Gaji Pimpinan di Muhammadiyah

BELUM SEMUA KENAL MUHAMMADIYAH,,, 😍😍😍 Seorang pengurus yayasan bertanya: "Berapa gaji pengurus Muhammadiyah yang tertinggi dan terendah?” “Pimpinan tidak ada yang digaji, hanya karyawan yg digaji” jawab saya.  “Apa benar ? Kalau begitu dari mana sumber ekonomi mereka ?” “Semua pimpinan Muhammadiyah punya pekerjaan, tidak menganggur”. "Bagaimana kalau tugas Muhammadiyah bersamaan dengan tugas pekerjaan?” “Jika waktu berbenturan, tugas pekerjaan didahulukan, baru Muhammadiyah”. “Kalau begitu tidak profesional karena menomorduakan Muhammadiyah” “Mungkin menurut orang lain tidak profesional. Tetapi itu lebih baik karena semua pimpinan Muhammadiyah tidak ada yang berfikir mengurusi Muhammadiyah sebagai profesi. Semua berniat sbg pengabdian. Yang penting dilakukan penuh kesungguhan dan sepenuh kemampuan”.  Dahulu pernah ada gagasan memberi gaji kepada pimpinan Muıammadiyah  supaya waktu dan perhatiannya bisa penuh kepada pesyarikatan. Tanggapan Pak AR  ketika ditanya:  ”Itu niat

[CERITA RAKYAT] Si Baroar

sumber ilustrasi: flickr.com Asal usul Marga Nasution, Cerita rakyat dari Mandailing Natal) SUDAH lama raja di Hutabargot bergelar Sutan Pulungan tidak pergi berburu. Apa boleh buat, istrinya sedang hamil tua. Di kalangan masyarakat Mandailing sejak dahulukala telah berlaku kepercayaan bahwa tidaklah dibenarkan seorang suami untuk membunuh binatang atau berburu ketika istrinya sedang mengandung, kalau tidak dikuatirkan akan berdampak buruk kepada anak yang dikandung istrinya. Namun, kuatnya keinginan sang raja untuk menjalani kegemarannya itu akhirnya tidak dapat dihalangi lagi. Maka pada suatu hari pergilah beliau berburu dengan ditemani pasukan pengawal beberapa orang saja dan sampailah ia di dekat Pohon Beringin yang terletak di Muara Batang Angkola. Belum sampai ia turun dari kudanya, tiba-tiba anjing milik sang raja menggonggong dengan keras. Mendengar itu Sutan Pulungan menyangka kalau anjing itu sudah melihat rusa sehingga ia menggonggong demikian. Anjing itu terus m

[CERITA RAKYAT] Pinang Sundari dan Kain Panibo

sumber poto: imgrum.org (asal mula tumbuhnya Buah Pinang Sundari, cerita rakyat dari Pasaman Barat) Tersebutlah dahulu kala beberapa bidadari sering turun untuk mandi di hulu sungai Batang Siorbo.   Air yang jernih dan sejuk dengan lubuk yang tenang diantara rindang pepohonan membuat bidadari-bidadari itu amat betah berendam dan bermain-main di   sana. Mereka bercengkrama dan bergembira. Burung-burung di dahan pepohonan bercuit-cuit seakan-akan menyanyikan lagu yang menghibur mengiringi kegembiraan para bidadari itu. Terkadang saking asyiknya, mereka sampai lupa waktu hingga tahu-tahu saja hari sudah sore. Atau ditengah kegembiraan mereka bermain-main, tiba-tiba awan menjadi gelap dan hujan datang dengan lebat.   Sering terjadi, apabila mereka mendapati matahari sudah tergelincir ke barat atau hari mendadak lindap sebab awan gelap menutupi langit maka dengan bergegas mungkin mereka akan mengepakkan selendang yang selalu melingkari leher dan bahu untuk dapat terbang kembal

Masalah Enjambemen dan Patahan Larik

Oleh: Syarifuddin Arifin Syarifuddin Arifin, Penyair ADA 6 (enam) judul sajak yang diturunkan di halaman Sulam Emas kali ini. Masing-masing 2 judul karya Mas’ad Satyagraha, Ryanka Edila dan Azalia. Semua sajak ini sudah lolos seleksi Denni Meilizon, dan saya ditugasi mengapresiasinya.   Membaca ke enam sajak tersebut, saya seperti diajak berwisata ke suatu tempat yang sebelumnya saya tak tahu. Dan ketidaktahuan saya itu kian sempurna, ketika saya berhadapan dengan larik-larik tak pasti. Namun saya menyadari, sebagai sebuah karya anak muda tentu saya harus kembali ke masalah proses kreatif dari ke tiga penyair kita ini.           Semua orang bisa menulis puisi. Siapa saja, sepanjang ia bisa menulis dan membaca, (bahkan orang buta pun mampu melantunkan ungkapan yang puitis) Namun tentu kita mau tidak mau harus tunduk pada hukum/konvensi dari sebuah puisi yang dimaksudkan. Sebagaimana pernah diungkapkan Maman S Mahayana dalam sebuah diskusi, seorang penyair menya

Menyunting Naskah Sendiri Sebelum Memublikasikannya

Oleh: Denni Meilizon ENAM buah puisi yang diturunkan oleh redaksi di halaman Sulam Emas edisi kali ini merupakan kiriman dari Ahmad Zul Hilmi, Roni Okta Gusri dan Ivan Aulia. Mereka menuliskan puisinya dengan beragam tema. Ahmad Zul Hilmi menulis tentang orangtua, ibu dan ayah, sedang Roni Okta Gusri memilih tema matahari atau dengan nama lain, surya dan Ivan Aulia menulis puisi untuk seseorang serta melukis tentang alam. Pemilihan tema memang menjadi salah satu hal penting ketika memutuskan untuk menulis puisi (dan juga prosa). Dengan pemilihan tema yang baik, puisi pun dapat tersusun dengan baik pula. Ditilik dari tema, puisi Roni Okta Gusri memang paling kuat dari keenam puisi itu. Ia tetap ketat menjaga agar tak jauh bermain ke luar bangun puisi.

Puisi juga Bisa Menawarkan Cerita

Oleh: Denni Meilizon Tiadalah guna memelihara sakit hati. Tidak saja batin yang akan merugi, badan juga akan dilamun merana tanpa sebab dan ujung pangkal. Begitulah kiranya yang hendak disampaikan oleh Rokhimansyah Dika melalui puisi berjudul Sakit Hati .   Hati membesar / Emosi tak tahan bahagia / Dendam telah dilawan / Meremuk wajah / Perasaan makin mengeras //. Kita dapat memperoleh gambaran penuh seseorang yang telah ditungkus oleh sakit hati ketika membaca puisi ini. Ini perupamaan yang buruk / Tiada pilihan lain / Tuhan akan membongkar kafir / Memusnahkan kulit / Hingga mata melorot / Sampai mendinginkan tubuh //. Sekali lagi, tidak ada gunanya memendam sakit hati. Hati yang memaafkan dan selalu ingat kepada sifat Allah SWT yang Maha Pemaaf dan Maha Pengampun akan lebih mulia dan beroleh kebaikan dunia akhirat.

Membaca Dongeng Dunia

Oleh: Denni Meilizon TENTUNYA   patut disyukuri jika buku-buku cerita dongeng agaknya mulai kembali dapat kita jumpai di toko-toko buku langganan kita bukan hanya dongeng lokal tetapi juga dongeng dunia. Buku-buku itu dikemas demikian cantik dan baik. Ceritanya juga beragam dan pilihan. Maka seharusnya gembiralah para orangtua dan juga guru serta pegiat literasi yang menjadikan dongeng sebagai salah sebuah alat untuk membentuk karakter anak dan peserta didik. Setidaknya, dengan membeli buku-buku itu maka orangtua menjadi kaya akan bahan cerita, tidak melulu mengisahkan dongeng si kancil si pencuri ketimun belaka, dan karena ini dongeng dunia (antar bangsa) maka dipastikan pula akan bertambahlah wawasan kita soal budaya bangsa lain. Bukankah itu keren sekali? Dongeng biasanya diceritakan dengan alur yang sederhana. Penulisan dongeng ditulis dalam alur cerita yang singkat dan bergerak cepat. Saat menceritakan atau menulis dongeng biasanya karakter tokoh tidak diceritakan secar

[DONGENG DUNIA] Sekawanan Burung Merpati yang Terperangkap

PADA   suatu masa hiduplah seekor burung gagak tua yang sangat bijaksana di puncak sebatang pohon. Dari tempatnya bertengger, ia bisa melihat semua kejadian yang berlangsung di atas bumi. Suatu hari ia melihat seorang pemburu berjalan diam-diam dengan membawa sebuah jaring. Untuk memperingatkan teman-temannya, burung itu berteriak dengan menggunakan bahasa gagak, “Ada pemburu yang membawa jaring! Ada pemburu yang membawa jaring!” Semua burung yang sedang berada di tempat itu bergegas terbang untuk menyelamatkan diri mereka. Namun, sekumpulan burung merpati di kejauhan tidak mendengar peringatan yang diberikan oleh burung gagak. Selama beberapa saat mereka sempat terheran-heran melihat kekacauan yang terjadi ketika berbagai jenis burung berterbangan ke arah yang berbeda-beda, tetapi kemudian terus terbang. Tiba-tiba pemimpin kawanan burung merpati itu melihat ada biji-biji jagung yang bertebaran di tanah. Ia menukik ke bawah, dan burung merpati lainnya mengikuti gerakannya itu.

JAHIDIN NASUTION, Parende Onang-Onang di Sumatra Barat

Oleh: Denni Meilizon Jahidin Nasution TERIK sekali siang hari itu. Fatamorgana membayang dari permukaan jalan beraspal. Di kiri dan kanan jalan itu berjajar tak teratur rumah-rumah penduduk. Sedang di selang selinginya terkadang kita bersua kolam ikan dan petak-petak sawah. Nyiur melambai dan angin gering bertiup lambat. Kampung yang berada di pinggir sungai Batahan itu tak dinyana merupakan “benteng penjaga” tradisi seni dan budaya suku Mandailing di Sumatra Barat. Tepat di ujung kampung bernama Jorong Silayang -sebuah wilayah yang berdekatan dengan batas wilayah Propinsi Sumatra Barat bagian utara- sebuah rumah bersahaja tegak berdiri dan nampak bagai terjepit di sela rumah jiran tetangga. Posisi rumah itu tepat di samping sebuah sekolah dasar dan dihuni sepasang suami istri yang sudah mulai beranjak usia. Dari jauh saja, kita sudah mendengar lamat-lamat bunyi gendang tetabuhan dan canang dipukul ritmis. Alunan suling berirama khas membuat bulu roma orang yang paham da

DARI MEJA EDITOR

Bagaimana cara penulis bersaing dengan satu sama lain demi menarik perhatian pembaca? ada sedikit   tips   dari para EDITOR tentang cerita pendek macam apa yang menurut mereka pantas untuk diterbitkan. Penasaran, kan?

Menulis Konjungsi (Kata Sambung)

Berikut ini adalah daftar kata-kata konjungsi yang harus ditulis dengan huruf kecil pada judul kecuali di awal kalimat: A adalah adapun agar ala alias apabila asal (dengan makna syarat) Contoh : 1.  Inilah 5 Artis Asal Garut yang Sukses di Ranah Dangdut (kata ‘asal’ dalam kalimat ini tidak mengandung makna syarat, jadi huruf awalnya ditulis dengan huruf besar) 2. Pria Ini Diperbolehkan Tanam Ganja asa l Melapor ke Polda (kata ‘asal’ di sini mengandung makna syarat, ditulis dengan huruf kecil) atas (kecuali merujuk tempat) Contoh: 1. Indonesia Menang atas Vietnam dalam Laga Persahabatan (ini “atas” yang tidak menunjukkan keterangan tempat ditulis huruf kecil) 2. Pria Ini Mencari Ponselnya yang Ternyata di Atas Lemari (“atas” yang menunjukkan keterangan tempat, ditulis dengan huruf kapital) akan (kecuali merujuk waktu) Contoh: 1. Erwan Akan Menampilkan Tarian Perut (ini contoh”akan” yang menunjukkan keterangan waktu, ditulis dengan huruf kap