Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Gaji Pimpinan di Muhammadiyah

BELUM SEMUA KENAL MUHAMMADIYAH,,, 😍😍😍 Seorang pengurus yayasan bertanya: "Berapa gaji pengurus Muhammadiyah yang tertinggi dan terendah?” “Pimpinan tidak ada yang digaji, hanya karyawan yg digaji” jawab saya.  “Apa benar ? Kalau begitu dari mana sumber ekonomi mereka ?” “Semua pimpinan Muhammadiyah punya pekerjaan, tidak menganggur”. "Bagaimana kalau tugas Muhammadiyah bersamaan dengan tugas pekerjaan?” “Jika waktu berbenturan, tugas pekerjaan didahulukan, baru Muhammadiyah”. “Kalau begitu tidak profesional karena menomorduakan Muhammadiyah” “Mungkin menurut orang lain tidak profesional. Tetapi itu lebih baik karena semua pimpinan Muhammadiyah tidak ada yang berfikir mengurusi Muhammadiyah sebagai profesi. Semua berniat sbg pengabdian. Yang penting dilakukan penuh kesungguhan dan sepenuh kemampuan”.  Dahulu pernah ada gagasan memberi gaji kepada pimpinan Muıammadiyah  supaya waktu dan perhatiannya bisa penuh kepada pesyarikatan. Tanggapan Pak AR  ketika ditanya:  ”Itu niat

Sejarah Sibaroar versi Raja-Raja Mandailing dan Istana Pagaruyung

Di lingkungan kerajaan-kerajaan Nasution diyakini bahwa pada suatu waktu kerajaan Paguruyung akan memperluas kekuasaannya. Maka diutuslah panglima Pagaruyung untuk membawa pasukan ke arah pedalaman Sumatera. Berbagai daerah berhasil mereka taklukkan.

HABIBIE

  anjanipare.blogspot.com CITA-CITA saya ketika kanak-kanak dulu adalah ingin menjadi Habibie. Ketika itu, sosok Habibie seorang yang keren dan pintar bukan main, yang saya bayangkan telah dijatuhkan dari langit berkat doa dari Bapak Presiden Soeharto. Bapak Presiden Soeharto bagi kanak-kanak seperti saya merupakan seorang pahlawan hebat penyelamat bangsa Indonesia. Karakternya membumi dalam pikiran saya. Tetapi, sama seperti bagian terbesar anak-anak seusia, tak pernah terlintas dalam pikiran saya untuk bercita- cita menjadi Bapak Soeharto ataupun menjadi presiden. Ketidakpernahan itu sekarang terkadang memberi rasa sesal juga. Apalagi setelah mengetahui bahwa bercita-cita menjadi presiden itu ternyata gampang saja, maksud saya boleh-boleh saja.

MANGOTA JO MANGOPI #1: Mendidik Anak

Fotografer: Eko Darmawan Ade Herdiwansyah, Pengelola Rumah Baca Balerong Cinta Anak Nusnatara sedang menyambut tamu acara Tepat jam 23:00 usai sudah Diskusi dengan tema "Peran Pegiat Literasi Terhadap Karakter dan Perkembangan Pola Pikir Anak" di Balerong Cinta Anak Nusantara, beralamat di Perumahan Griya Makmur Blok M No. 6 Jalur 32 Simpang Ampek, Pasaman Barat . Bersyukur bisa hadir menikmati hidangan pemikiran, ilmu dan berbagai pengalaman dari para Tokoh Pegiat Literasi, Pendidik, Ustad /Ustadzah yang hadir. Walaupun hanya ada beberapa dari mereka yang saya kenal, Ustadz Syofian Qamari, Lc, Ibu Fera Susanti, Pak Denni Meilizon, dan selebihnya adalah sahabat baru yang beruntung bisa kenal malam ini. Semoga acara seperti ini terus dilanjutkan dan ditingkatkan, bermanfaat banyak bagi kita semua. Sebab disini kita berpikir dan aktif berdiskusi tentang perkembangan anak-anak kita, generasi masa depan. Panitia tidak sedang menghabiskan dana bantuan dari sia

Y E Y

SUDAH lama Kurtum menanggung beban hati karena Yey. Tiap detik. Tiap hari. Setiap malam, setiap akan tidur. Di dalam tidur, di kedalaman mimpi. Sepanjang malam walau dalam malam sepekat apapun, Kurtum selalu tersenyum puas sebab di dalamnya ia menemukan Yey.   Malangnya Kurtum, saat ia terbangun, ia menyadari kalau mimpinya ternyata menipu belaka. Seiring dengan itulah tanggungan hatinya kepada Yey terasa kian dalam, dalam sekali.   Kurtum masih ingat, dulu ia masih bisa mencurahkan isi hatinya kepada Ramban, kawan sesama penakik getah. Satu-satunya kawan yang masih mau mendengarnya. Setiap hari, selama mereka berdua asyik menyayati batang pohon bergetah putih itu, sepanjang itu pula Kurtum tak habis-habis bercerita. Berderai-derai nama Yey berloncatan dalam air liurnya. Yey! Yey! Yey! Tak ada nama lain selain YEY. Awalnya, Ramban sangat tertarik dengan kegundahan kawannya itu. Ia menyimak dengan seksama. Tentu saja dengan tangan yang tak lepas dari takik getah yang menggurat

Berita Bohong yang Nikmat

 Oleh: Denni Meilizon Sebuah buku ditulis sepasang pengarang Di dalamnya tak ada cerita lain Hanyalah jeritan amarah para kekasih memanggil Hujan turun deras untuk memukuli dada Akhir bulan sejak cetak pertama Para pembaca buku itu antri di ruang dokter Di dada mereka sepasang bisul bertumbuh pesat Dokter bahagia di akhir bulan lemari es dipenuhi telur mata sapi

Mesin bebek dua tak

kita bukanlah itik   yang bergegas pulang kepada petang telah meluah airmata menjadi lumpur mulut telah lupa pada erang tak ada yang bisa ditulis lagi pikiran sudah hilang ragi namun kini kita dipaksa jadi mesin ditunggangi para koboi k okang senapan

Tempurung dan Lobang Hidung

SERING saya membayangkan jikalau bulu hidung adalah hutan yang tumbuh di dalam dua gua yang panjang. Hutan dengan semua pohonnya adalah daun-daun dalam bentuk batang berwarna hitam, pirang dan putih. Seseorang dengan tubuhnya yang mikroskopik tentu saja kita anggap menjadi penjaga hutan, pelindung binatang (binantang bertubuh mikroskopik juga). Ia akan menjadi harapan perlindungan segenap isi hutan, terutama dari hantaman angin kencang lengket yang di dunia manusia disebut terjadi dalam situasi "bersin". Selain angin bersin, hutan itu juga tak lepas dari asap yang datang berkala, biasanya tiga kali pada pagi hari, satu kali ketika matahari sepenggalahan naik, dua kali ketika matahari tegak di ubun-ubun, menjelang malam sepuluh kali dan di malam hari lima kali.

Syair Ababil

pada sebuah masa yang tak diketahui mari kejar bintang-bintang itu atau duduklah diam dan patuki saja detak jarum jam. atau, tunduklah kau, si bunga mekar di atas rumput basah. rumput dan cemara di tubir. kaukah luka yang mimpinya dikunyahi semesta? kau susunan singgasana, mengajak raja-raja mengejar bintang-bintang. malam bisu, melegam, dibakar raga sendiri. setiap kepak apapun itu, bergema sahut menyahut. pada namamu jua. butir pepasir merajah diri dengan nama, oo si rambut indah yang memeluk gunung-gunung oo, pembawa telaga dalam dongeng

Jika menung dan dingin bekukan aliran darah

sampai dari mula kehendak apa mata sampaikan kepadamu ada cemas kian mendebar sayup mengibas dinding dengar sepandai mata menafsir pandang bau masa lampau tercium samar sejarah menetak jalan lapang berikan kemeriahan pada hidup yang lapar

ELEGI HARI SEBUAH KOTA

Rindu menjadi gelap yang kehilangan cahaya. Percuma jatuh cinta pada musim hujan yang ragu ini. Kesyahduan menjadi milik airmata dan seseorang telah menjadi tempat pajangan   lukisan sebuah pesta koktail kostum gaun kembang-kembang dan tuksedo manis. Di sudut ruang kecil antara lambung dan empedu, sebuah piano menanti dimainkan. Ia rindu kelincahan jemari seseorang yang tahu bagaimana mengawinkan estetika dan imajinasi untuk dijelmakan menjadi sebuah kota musik yang penuh tangga nada dan not musik. Hujan masih ragu dan kini menyusupi tulang jendela yang berperangai. Ia memeletkan lidah mengais sisa udara dan merasakan ketebalan rasa dingin yang mulai menipis.

Kebonekaan

BONEKA dikategorikan sebagai benda hasil kerajinan tangan seni rupa tiga dimensi. Melihat bentuk kata, bisa jadi kata “boneka” berasal dari kata “boneca” dalam bahasa Portugis. Sedangkan dalam bahasa daerah di Indonesia sendiri, kata “boneka” dalam bahasa Indonesia berarti “patong meuneuen” dalam Bahasa Aceh, “kakanak” dalam bahasa Lampung,     “golek” dalam bahasa Jawa dan lain sebagainya. Pendeknya, b oneka dapat diartikan sebagai k arya seni rupa tiga dimensi baik itu berbentuk patung yang merupakan tiruan dari bermacam figur yang dapat difungsikan maupun sebagai benda hias maupun sejenis mainan yang berbentuk manusia atau binatang. http://kakarika87.blogspot.com F igur boneka dapat bercorak figuratif ekspresionis , tran sformatif, distorsif, dan realis.  C orak Imitatif (Realis/Representatif) adalah c orak yang dalam perwujudannya mirip dengan yang ada di alam (manusia, binatang, tumbuhan) dan fisioplastis atau anatomi, proporsi maupun gerak. Sedangkan c orak Deformatif

Orang Muda Merawat Ronggeng di Talamau

KAMPUNG BARU Timbo Abu Nagari Kajai merupakan pemukiman penduduk di Talamau Pasaman Barat. Berada pada ketinggian lebih kurang 800 mdpl dan menghadap tepat kepada puncak gunung Talamau. Jalan aspal meliuk-liuk membelah perbukitan dengan kondisi lumayan bagus. Beberapa bagian jalan terdapat kerusakan, lobang-lobang kecil dan jalan berbatu. Kontur jalan yang terus menanjak dan tidak lebar, membutuhkan konsentrasi pengendara guna mengantisipasi berpapasan dengan kendaraan lain dari arah berlawanan. Untunglah, kepada kita tersaji pemandangan alam yang luarbiasa dengan udara segar yang melapangkan dada sehingga perjalanan ke salah satu pusat pelestarian kesenian Ronggeng Pasaman di Pasaman Barat ini tetap akan terasa menyenangkan. Penduduknya ramah dan menyenangkan dalam pergaulan. Bahasa sehari-hari adalah bahasa Minang dengan logat Talu, sebuah logat yang unik merupakan hasil proses akulturasi budaya di Pasaman Barat.

Komunitas Seni Serumpun Aur Kenagarian Sungai Aur Pasaman Barat: Marronggeng di Utara Pasaman Barat

SORE belum terasa lindap ketika kami sampai di halaman nan asri milik sekretariat Komunitas Seni Serumpun Aur (KSA) di jantung ibukota nagari Sungai Aur Pasaman Barat. Jejeran kendaraan bermotor berselang seling dengan tanaman bunga yang beberapa sedang mekar sedang sebagian lainnya menguarkan rasa damai dengan permainan warna warni dedaunan. Bayangan pohon kelapa sawit tua tergelepar di badan jalan beraspal yang dihiasi semak serta ilalang. Di seberang jalan, sepelemparan batu saja jaraknya berdiri gagah kantor KAN Sungai Aur berarsitektur rumah gadang bergonjong enam seakan seonggok bahtera yang berlabuh di sehamparan tanah lapang yang kurang terawat. Sesekali terdengar juga raungan mesin kendaraan bermotor yang melintas di jalan raya, truk-truk sarat muatan buah kelapa sawit, bus antar kota dari dan menuju kota Padang yang tetap setia melayani rute tersebut walaupun hanya mengangkut bangku kosong belaka, kendaraan roda dua tanpa plat nomor dengan knalpot bising, mobil pri

Menjernihkan Pikiran

                     IG: @dennimeilizon foto disediakan oleh google.com KATA "gelisah" ( anxiety ) berasal dari istilah Latin "anxietas" dan mulai digunakan dalam bahasa Inggris antara tahun 1515-1525. Definisinya secara umum adalah: (1) ketegangan pikiran atau pikiran tidak tenang yang disebabkan oleh adanya ancaman kemalangan dan kesusahan; (2) keinginan yang menggebu-gebu terhadap sesuatu yang sangat diharapkan. Jadi, gelisah atau cemas itu dipicu oleh sesuatu dugaan kejadian atau sesuatu hasil baik yang bersifat negatif maupun positif. Gelisah yang dimaksudkan bukan karena penyakit. Gelisah yang dimaksud di sini seperti apa yang dikatakan oleh Ollendick menunjuk kepada keadaan emosi yang menentang atau tidak menyenangkan yang meliputi interpretasi subyektif dan arousal atau rangsangan fisiologis. Rasa gelisah yang kondisi puncaknya jika dialami oleh orang-orang kreatif, maka akan menggiring kepada proses terciptanya sesuatu daripadanya, berupa proye

Mandehe Holi: Meraup yang Terserak, Menggali yang Terbenam

Beri aku Tambo jangan Sejarah.   Aku ingin tuak penuh ragi dan tidak bangkai - bangkai yang menyerah ! - ( RUSLI MARZUKI SARIA ) ADALAH benar jika nenek moyang orang Mandailing bukanlah turunan dari Raja Batak jika merujuk kepada Kitab kuno Nagarakertagama (berasal dari abad ke-14) yang ditulis oleh Mpu Prapanca.   Pada Pupuh XIII dari kitab yang menjadi salah satu sumber sejarah zaman kuno itu disebutkan bahwa Mandahiling merupakan salah satu “Negara bawahan” dari kerajaan Majapahit.   Begini bunyinya: “ Lwir ning nuasa pranusa pramuka sakahawat kaoni ri Malayu/ning Jambi mwang Palembang I Teba len Darmmacraya tumut.kandis, Kahwas Manangkabwa ri Siyak I Rekan Kampar mwang Pane/kampe Haru athawa Mandahiling I Tumihang Perlak mwang I Barat.” Dan ketika keotentikan   Nagarakertagama tidak terbantah, maka dapat ditarik kesimpulan pula bahwa Kerajaan Mandahiling merupakan salah satu wilayah ekspansi kerajaan Majapahit pada tahun 1287 caka (1365 M). Selain itu, ada satu la