Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Gaji Pimpinan di Muhammadiyah

BELUM SEMUA KENAL MUHAMMADIYAH,,, 😍😍😍 Seorang pengurus yayasan bertanya: "Berapa gaji pengurus Muhammadiyah yang tertinggi dan terendah?” “Pimpinan tidak ada yang digaji, hanya karyawan yg digaji” jawab saya.  “Apa benar ? Kalau begitu dari mana sumber ekonomi mereka ?” “Semua pimpinan Muhammadiyah punya pekerjaan, tidak menganggur”. "Bagaimana kalau tugas Muhammadiyah bersamaan dengan tugas pekerjaan?” “Jika waktu berbenturan, tugas pekerjaan didahulukan, baru Muhammadiyah”. “Kalau begitu tidak profesional karena menomorduakan Muhammadiyah” “Mungkin menurut orang lain tidak profesional. Tetapi itu lebih baik karena semua pimpinan Muhammadiyah tidak ada yang berfikir mengurusi Muhammadiyah sebagai profesi. Semua berniat sbg pengabdian. Yang penting dilakukan penuh kesungguhan dan sepenuh kemampuan”.  Dahulu pernah ada gagasan memberi gaji kepada pimpinan Muıammadiyah  supaya waktu dan perhatiannya bisa penuh kepada pesyarikatan. Tanggapan Pak AR  ketika ditanya:  ”Itu niat

Aroma Bunga Tubuh Nek Ipah

Oleh: Denni Meilizon http://www.imgrum.org/user/ragungabe/1833346664                                                                                                                                       LANGIT masih meneteskan hujan. Akan tetapi pada penghujung malam ini hujan itu tinggal gerimis. Dedaunan dan tanah benar-benar basah. Selokan penuh dengan air mengilir hingga ke saluran yang mengairi persawahan. Tentu saja tak ada burung yang terbang atau setidaknya belum ada. Bahkan jangkrik pun tak berbunyi. Hanya dengking suara kodok bagaikan memanterai hujan agar segera berhenti. Bohlam pijar sepuluh watt di beranda tidak cukup menerangi penglihatan. Dalam kerumunan orang-orang, suara Ketua Rukun Warga yang paling sering terdengar. Sambil berbincang dengan serius, ia terus saja asyik dengan telepon genggamnya. Ia menelepon seseorang, katanya ia menelepon Pak Lurah. “Kalau perginya sudah sejak pagi kemarin dan belum pulang sampai saat ini maka secara hukum sudah h

Ibu Tertawa, Ibu Tidak Marah, itulah Cinta

Oleh: Denni Meilizon D ARI Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu , beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 254) Kedudukan Ibu dalam kebudayaan manapun di muka bumi ini selalu ditempatkan dalam kedudukan utama, unggul ataupun agung. Ibu, karena itu menjadi simbol kemuliaan dan kehormatan. Ia jadi entitas yang sakral, sebab ia mengandung, ia melahirkan, ia menyapih, merawat dan membesarkan. Keberadaan rahim yang agaknya menjadi salah satu tanda-tand

Sekira Hamba Pengembara

oleh: Denni Meilizon  Dalam nyanyian fana ini Semua yang pergi akan pulang Rumah jengkalan tanah Raga-raga berputar bersidekap dada Menumpahkan cinta pada O, jiwa semesta Kemabukan yang mana Telah merasuk begitu ini Aku tak bisa menjelaskan semua rahasia Ia berdegup seperti dada Nama-nama adalah rumah Kembara pulang ke dalam tanah Buah kelincahan mengayun darah Membuka dan membutakan mata Di hadapan pintu rumah Teguh dengan cinta Aku mencari Tuhan Yang tak kuasa ditampung isi dada Tuhan Maha Megah lebih dari segala. Safa Marwa, 2017