Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015

Gaji Pimpinan di Muhammadiyah

BELUM SEMUA KENAL MUHAMMADIYAH,,, 😍😍😍 Seorang pengurus yayasan bertanya: "Berapa gaji pengurus Muhammadiyah yang tertinggi dan terendah?” “Pimpinan tidak ada yang digaji, hanya karyawan yg digaji” jawab saya.  “Apa benar ? Kalau begitu dari mana sumber ekonomi mereka ?” “Semua pimpinan Muhammadiyah punya pekerjaan, tidak menganggur”. "Bagaimana kalau tugas Muhammadiyah bersamaan dengan tugas pekerjaan?” “Jika waktu berbenturan, tugas pekerjaan didahulukan, baru Muhammadiyah”. “Kalau begitu tidak profesional karena menomorduakan Muhammadiyah” “Mungkin menurut orang lain tidak profesional. Tetapi itu lebih baik karena semua pimpinan Muhammadiyah tidak ada yang berfikir mengurusi Muhammadiyah sebagai profesi. Semua berniat sbg pengabdian. Yang penting dilakukan penuh kesungguhan dan sepenuh kemampuan”.  Dahulu pernah ada gagasan memberi gaji kepada pimpinan Muıammadiyah  supaya waktu dan perhatiannya bisa penuh kepada pesyarikatan. Tanggapan Pak AR  ketika ditanya:  ”Itu niat

IBU TAJI AYAM BEKISAR MERAH

Juru masak kami menyadap bara arang Menanam resep terbaru dirajah bahu ibu Juru masak kami mengukus pucuk rebung Menyeduh tiris gerimis embun tubuh ibu Juru masak kami melemparkan bawang rajang Menggangsa pisau sebalik kain ibu Tapi, walaupun Juru masak kami merpati putih dan ibu taji ayam bekisar merah Ibu memiliki rahasia sayur asam daun paku membelit kaki-kaki kami merancukan apa saja yang memperdaya kami selain ingat rumah dan meja makan Ibu menyangrai semua perabot rumah Menadahkan getah ke kumis ayah Melatari kebun belakang rumah dengan hujjah sabda, pandan, serai, kemangi semua rahasia Yang tidak dimengerti Juru masak kami. Ibu bunga rampai peraduan dan meja makan kami. Padang, 2014   Dimuat suratkabar Padang Ekspres, Minggu 8 Februari 2015

BUAH KULIT DADA

Barangkali daging buah merah atau jingga Buah Naga atau Buah Labu Menggeletar atau gentar ketika Dari Selatan kaudatang dengan pisau Terdetak lekak sepatu kuda Tak sabar untuk menguji Buah mana bakalan dewasa Tak mubazir penuh tanya Barangkali kulit murni berleher hijau Buah Naga atau Buah Labu meluas lepas dikelupas pisaumu Sementara diam-diam kau birahi Kepada kulit dada licin Menyaingi kilatnya pisaumu Kilat yang berhamburan dari bola mata Barangkali kau harus lekas Daging buah: Buah Naga atau Buah Labu Kini sudah berada di puncak lapar kami Selesaikan ujianmu agar kami tahu Yang mana perabung dan mana penyaru Sebab kau lebih mahir mendedah pisau Kau paling tahu lapis-lapis urat Lapis-lapis dinding bertangkup-tangkup labirin Barangkali tak ada lagi yang menyimak Orang-orang sudah tergegas menyentuh cawan dan piring Parak kami ajang bertempur Melenyapkan daging buah dan kulit buah Getah buah noda yang mendarahi kulit jangat Saling membasmi hin

SERULING GULAI OTAK

otak segar kata menyilang dalam batok otak terpotong lenguhan sapi pada lubang seruling nyanyian gembala mengantar pulang otak-otak didihkan petang santan kelapa dari dalam mulut dari lidah lengkuas dari bibir tomat ditaburi daun mangkokan teriris halus kata berhamburan menelan ludah pedas cabai mendesiskan udara otak matang menyanyikan dedaun rambut daun kunyit mata daun jeruk pedas jahe lidah lengkuas kata terangkai dalam biji buah kemiri langkah kaki kecil batang serai otak segar berwarna cerah ditaburi serbuk kunyit sepenuh hati cukup garam cukup bumbu cukup air matang sesuai petang seruling gembalapun lari pulang. Padang, 2014   Dimuat suratkabar Padang Ekspres, Minggu 8 Februari 2015

DAGING ASAM PEDAS

t iap senyawa menjadi sesayat daging ukurlah tiap biji cabe merah giling berapa siung bawang putih dihidu bebau bawang merah di dalam hidung pedas jahe mendesiskan mulut bibirmu lagu laku lidah lengkuas lidah menyanyikan daun-daun aku ingat tatapmu, mata daun jeruk itu senyum mekarmu rimbun daun salam langkah kaki kecil sebentuk batang sarai tumbuhmu mekar kembangmu rekah sudah cukup asam sudah cukup garam tubuh daging dan semua kerenyahan mengeringkan air dalam penyerahan masak kancah dibungkus api bara asam menjadi pedas mengentalkan aku berlari kepadamu. Padang, 2014 Dimuat suratkabar Padang Ekspres, Minggu 8 Februari 2015