Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Gaji Pimpinan di Muhammadiyah

BELUM SEMUA KENAL MUHAMMADIYAH,,, 😍😍😍 Seorang pengurus yayasan bertanya: "Berapa gaji pengurus Muhammadiyah yang tertinggi dan terendah?” “Pimpinan tidak ada yang digaji, hanya karyawan yg digaji” jawab saya.  “Apa benar ? Kalau begitu dari mana sumber ekonomi mereka ?” “Semua pimpinan Muhammadiyah punya pekerjaan, tidak menganggur”. "Bagaimana kalau tugas Muhammadiyah bersamaan dengan tugas pekerjaan?” “Jika waktu berbenturan, tugas pekerjaan didahulukan, baru Muhammadiyah”. “Kalau begitu tidak profesional karena menomorduakan Muhammadiyah” “Mungkin menurut orang lain tidak profesional. Tetapi itu lebih baik karena semua pimpinan Muhammadiyah tidak ada yang berfikir mengurusi Muhammadiyah sebagai profesi. Semua berniat sbg pengabdian. Yang penting dilakukan penuh kesungguhan dan sepenuh kemampuan”.  Dahulu pernah ada gagasan memberi gaji kepada pimpinan Muıammadiyah  supaya waktu dan perhatiannya bisa penuh kepada pesyarikatan. Tanggapan Pak AR  ketika ditanya:  ”Itu niat

MEMBACA PESAN KEHIDUPAN DI MATA SANG GARUDA

Judul               : Air Mata Sang Garuda Penulis              : Ade Ubaidil Penerbit            : AG Litera Cetakan           : Pertama, Oktober 2013 Tebal                : xiv + 245 Halaman ISBN                : 978-602-7692-69-5

Kebenaran Tanpa Rasa Takut

Judul               : Sastra Sastri Dalam Puisi Penulis              : Sastri Bakry Penerbit            : FAM Publishing Cetakan           : Pertama, Juli 2013 Tebal                : 147 Halaman ISBN                : 978-602-7956-24-7

MELAWAN KORUPSI DENGAN PUISI

Judul               : Puisi Menolak Korupsi Penulis              : Penyair Indonesia Penerbit            : Forum Sastra Surakata Cetakan           : Pertama, Mei 2013 Tebal                :   xxiv + 450 Halaman ISBN                : 978-602-1830-26-0

Mengantarkan Mande(h) Pulang ke Rumah

Judul                            : Rumah Mande (Novel) Penulis                         : Irhayati Harun, Uda Agus Penerbit                       : Elexmedia Komputindo No. Id. Elex                : 188132050 ISBN / EAN               : 9786020223766 / 9786020223766 Jumlah Halaman           : 168 Halaman Berat Buku                   : 225 gram Dimensi( pxl )             : 200 mm x 135 mm Harga                           : Rp 29.800 Cetakan                        : Pertama, November 2013

MEMBACA BUYA HAMKA DARI KENANGAN ANAKNYA

Judul               : AYAH… Kisah Buya Hamka Penulis              : Irfan Hamka Penerbit            : Republika Penerbit Cetakan           : Pertama, Mei 2013 Tebal                : xxviii + 321 Halaman ISBN                : 978-602-8997-71-3

SURYA HARDI (MURDOKS), PENERIMA MANDAT PEMBENTUKAN FAM WILAYAH RIAU

Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia semakin mengepakkan sayapnya ke seluruh wilayah Nusantara. Targetnya, di setiap provinsi, kabupaten, kota, kecamatan, kampus, sekolah berdiri cabang FAM Indonesia. Targetnya, gerakan literasi FAM Indonesia semakin membumi. Di Wilayah Provinsi Riau, FAM Indonesia memberikan mandat persiapan pembentukan FAM Wilayah Riau kepada Surya Hadi (Murdoks), seorang penyair dan manta n wartawan di kota itu. Ia menggeluti dunia seni sejak tahun 1996, selain menulis puisi, artikel, cerpen dan esai kebudayaan. Selain seorang penyair, dia dikenal sebagai teaterawan yang pernah bergabung dalam kelompok Teater Patria Medan.

KOTAKU KOTA YANG TERANCAM

Kota ini seperti takdir. Ribuan manusia mengunjunginya sembarang waktu. Berbagai keperluan silih berganti berlaku. Maka disini digantungkan harapan dan tujuan muara segala ingin. Adalah niscaya yang semestinya kota ini menyambut dengan ramah tiap pendatang yang berlabuh. Tiap pengunjung yang beranjangsana. Sambutan yang manis dan tentunya mesti dikenang sepanjang hayat.

MENYAMBUNG HATI DENGAN BAHASA PUISI

Ada sebuah pertanyaan yang cukup unik bagi anda fans berat dunia perpuisian ataupun persajakan yaitu apakah puisi bisa menjadi penyambung hati? Sebuah pertanyaan yang barangkali tak penting, tidak serius dan main-main begitu mungkin menurut anggapan anda. Tapi apakah memang tidak penting? Bahasa sastra adalah bahasa yang unik karena tidak menggunakan bahasa sehari-hari. Itulah kenapa kemudian sastra lalu kait mengait dengan kultur. Seperti pendapat yang disampaikan oleh Muhammad Subhan (Ketua Umum FAM Indonesia) pada pertemuan sastra di Kota Padang baru-baru ini, bahwa Bahasa sastra itu adalah bahasa yang dipergunakan untuk menyampaikan kebenaran dalam tujuannya untuk menghancurkan ketidakbenaran. Kalau merujuk kepada defenisi di atas maka jelaslah bahwa secara proses memang bahasa sastra dengan kaitannya terhadap pembentukan suatu kultur maka sekaligus adalah juga tulang punggung terbangunnya sebuah peradaban.

KARENA CINTA ITU

Kau begitu lasak menggamit tanganku Pegangan pada pinggangku yang tambun Pun sedikit cubitan pada pipi gembulku Selalu saja mesti dimaknai dengan cinta Cinta yang digambarkan pada garis tangan Atau juga dilukiskan pada kerut dikening Kadang juga menempel pada binar mata dan seulas senyum Jadi, disanalah kita Memberi lambaian kepada angin dan senja berlalu Menghembuskan nafas berembun pada permukaan kaca jendela Atau merabai ujung runcing rumpun padi yang semarak Terhampar luas menghijau indah nian tiada tara Kita tegak berdiri menuangkan warna biru pada langit Serta mengaliri sungai dari puncak bukit turun ke lembah cinta Sambil menyetarakan ruang dan juga waktu Jadi, disanalah kita ditegakkan pada karang-karang dikebatkan pada tiang-tiang ditepi jurang apatah jua ditepi samudera menantang cakrawala untuk berkelahi atau meloncat menyuruk ke dasar jurang dan samudera Kau itu sepadan sungguh bagiku karena cinta itu.

Apresiasi Tak Terduga dari Seorang Denni Meilizon dalam Buku Puisi RD!

Oleh : DP Anggi (Penyair Riau) "Raudah-Raudah Sajadah" Buku Puisi Karangan DP-Anggi Saya bahagia sekali atas kehadiran Buku Puisi ini. Pertama kali saya disuguhi oleh penulisnya, Kanda Denni Meilizon , saya membaca seperti orang kelaparan. Beliau meminta pendapat saya akan buku tersebut. Saya pun 'nyeleneh', "Apa ndak sekalian saya endors, Bang?" Candaan saya pun ditanggapi serius oleh Bang Denni, begitu biasa saya memanggil sahabat, kakanda sekaligus guru saya dalam menulis puisi ini.  Saya terkejut ketika seorang 'musuh' men-tag nama saya, saya pun membuka cover buku tersebut. Subhanallah!!! Saya dikagetkan dengan endors 'mini' yang terletak di cover depan! Ini sebuah kehormatan dan motivasi untuk saya. Apresiasi yang tak disangka-sangka. Bisa-bisanya, guru tempatku belajar menulis puisi, malah memberikanku tempat terhormat pada mahakaryanya yang ketiga setelah Buku Puisi "Kidung Pengelana Hujan" dan Buku Puisi &qu

DI SEBUAH KEDAI KOPI

Pada butir gula dan ampas kopi diaduk pula soalan keseharian Tadi siang huma dikunjungi hama yang menelikung jerat dipinggir batas Habis setengah hasil kerja sebulan ini Skak Mat, raja pada papan catur terancam lengser Bukannya berduka cita malah gelak tawa membahana membuat bunyi berderik kursi-kursi dari papan sisa-sisa olahan sawmill di ujung kampung Laba usaha hari ini cukup bagus, syukurlah pasar masih digemari ibu-ibu mencari kebutuhan hariannya Harga getah, damar dan kelapa sawit sedang senewen maklum saja para tauke itu sedang galau menerka dollar yang berpetak umpet dengan rupiah oo... kalian saksikankah pidato tuan Presiden semalam? KPK dan POLRI akhirnya sepakat berdamai pula alamat para koruptor itu masuk bui semuanya Plakk !! batu domino berbalak tiga ditamparkan ke meja, empat gelas teh telur dan sebatang rokok habis puntung membakar sungut Tergelak lagi seisi kedai kopi ini

DENNI MEILIZON PIMPIN FAM WILAYAH SUMBAR

PADANG – Alaf baru memasuki kepengurusan Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia Wilayah Sumatra Barat di tahun kedua. Denni Meilizon, yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris, secara aklamasi terpilih menjadi Ketua Harian FAM Wilayah Sumatra Barat. Sekretaris FAM Wilayah Sumatra Barat Befaldo Angga, Jumat (29/11) menyebutkan, pemilihan kepengurusan baru FAM Wilayah Sumatra Barat dilatarbelakangi telah berakhirnya masa jabatan pengurus sebelumnya yang dipimpin Nuh Rafi (Pariaman). Nuh Rafi memimpin FAM Sumatra Barat periode 2012-2013. “Kami menyampaikan terima kasih kepada Nuh Rafi yang memimpin kepengurusan FAM Wilayah Sumatra Barat di masa sebelumnya,” kata Befaldo Angga.

SAJAK ANGKA

1/ (Ruangan 1, Lini belakang) Kita bubuhkan rencana dalam lurus garis lintang melintang Mencacah aliran angka berpindah dari kolom ke kolom atau baris ke baris Pun menderetkan rincian kebutuhan yang ditawarkan buku harga-harga berstandar Sudah seharusnya pulu berkhidmat kepada susun program yang didaraskan membentuk kegiatan-kegiatan pekerjaan sepanjang tahun ini Dimana Pak Gubernur sudah bertitah dalam sebentuk surat edaran berkepala burung garuda Maka kita ikuti saja itu kawan dan tak perlu banyak komentar Sebab angka-angka ini bukan untuk dikomentari dan bukan pula untuk digembar gemborkan dalam suatu konferensi pers Kita hanya perlu menghitung, mengali, membagi dan mengurangi saja Kerjakan dengan ketelatenan berpresisi tinggi dalam dedikasi sepenuh jiwa karena dengan itu pemerintahan rakyat ini berjalan ditahun-tahun mendatang

PADA SUATU HARI

Air beriak dalam kesunyian yang misterius. Angin berhembus lirih membisikkan kidung nyanyian daun, kulit pohon dan tarian perdu. Ada tarian di puncak bukit melewakan pelangi yang menembus horizon bertahta langit. Sihir awan mengundang seludang rindu berbentuk mayang merona jingga. Serenade bersimfoni mengharapkan khalwat bersama kepak sayap burung-burung. Selepas pandang bermanja dalam tataran kehijauan, gemericik sungai membelah keseharian berselimut kerling matahari. Keciap anak buaya, katak, atau kecipak ikan menasbihkan pesona penuh syukur. Rumpun-rumpun padi bertingkah menggoda gerombolan emprit, jalak kerbau, belekok sawah, ungkut-ungkut dan kenari dipokok-pokok dahan. Menyeruak tegak pada posisi semestinya sebuah dangau bertengger mengirimkan aroma sedap hidangan kehidupan. Menitipkan pesan kepada bayang-bayang untuk bergerak menuju sudut-sudut tegak lurus hingga menghilang. Hari sudah berbalut lelah dan berkeringat. Sej enak kemudian bagai berlomba seluruh jiwa kembali men

Penerbitan Buku Kumpulan PUISI MENOLAK KORUPSI Jilid 3, Pelajar Indonesia

Berikut saya muat Surat Edaran dari Koordinator Gerakan PUISI MENOLAK KORUPSI, Sosiawan Leak (Penyair Surakarta) yang masuk ke inbox email saya : dennimailizon@ymail.com : Penerbitan Buku Kumpulan PUISI MENOLAK KORUPSI Jilid 3, Pelajar Indonesia Salam, Mencermati berbagai informasi serta menyerap banyak respon menyoal Gerakan PUISI MENOLAK KORUPSI (PMK) utamanya dari kalangan pelajar, kami berencana menerbitkan Buku Kumpulan PMK Jilid 3 yang memuat karya para pelajar dari seluruh pelosok Indonesia. Penerbitan tersebut mendesak dilakukan sebab makin maraknya tindak korupsi (hingga kasus-kasus terkini), di samping karena korupsi tidak bisa dihentikan dalam waktu singkat serta cenderung membutuhkan perjuangan yang lama dan panjang. Dari sudut pandang inilah pelajar sebagai generasi masa depan memiliki peran penting dan mendasar dalam membangun perikehidupan berbangsa & bernegara yang lebih bermartabat di jaman mendatang. Proses penerbitan PMK Jilid 3 tersebut

DI REMBANG DENDANG

Oleh Rusli Marzuki Saria Penyair Senior, berasal dari Sumatera Barat I MEMBACA lebih dari seratus sajak seperti menghayati kehidupan. Kata-kata menyerbu penulis sajak dengan gegap gempita. Barangkali juga dengan sorai sorai. Tugas menyair, tugas penulis sajak adalah menyaring kata-kata. Kata-kata datang bagai airbah dan itulah yang akan dihempang dan disaring. Seperti juga seorang penulis sajak, juga penjaga gawang ketika bola sedang melantun ke gawangnya. Perlu kewaspadaan dan kerja keras untuk bergulat dengan kata-kata. Karena bahan baku menulis sajak adalah kata-kata itu. Lalu, bagaimana dengan “Buku Kumpulan Puisi” Denni Meilizon yang berjudul Rembang Dendang. Saya membacanya : II Petang rembang sunyi bayang Ufuk menyingsing kenang menggenang Di pepatah ujar, pada petitih ajar                                                         Semburat binar   meringkas nanar                                                              Di bungkus sayang, gen