BELUM SEMUA KENAL MUHAMMADIYAH,,, 😍😍😍 Seorang pengurus yayasan bertanya: "Berapa gaji pengurus Muhammadiyah yang tertinggi dan terendah?” “Pimpinan tidak ada yang digaji, hanya karyawan yg digaji” jawab saya. “Apa benar ? Kalau begitu dari mana sumber ekonomi mereka ?” “Semua pimpinan Muhammadiyah punya pekerjaan, tidak menganggur”. "Bagaimana kalau tugas Muhammadiyah bersamaan dengan tugas pekerjaan?” “Jika waktu berbenturan, tugas pekerjaan didahulukan, baru Muhammadiyah”. “Kalau begitu tidak profesional karena menomorduakan Muhammadiyah” “Mungkin menurut orang lain tidak profesional. Tetapi itu lebih baik karena semua pimpinan Muhammadiyah tidak ada yang berfikir mengurusi Muhammadiyah sebagai profesi. Semua berniat sbg pengabdian. Yang penting dilakukan penuh kesungguhan dan sepenuh kemampuan”. Dahulu pernah ada gagasan memberi gaji kepada pimpinan Muıammadiyah supaya waktu dan perhatiannya bisa penuh kepada pesyarikatan. Tanggapan Pak AR ketika ditanya: ”Itu niat
Bagaimana cara penulis bersaing dengan satu sama lain demi menarik perhatian pembaca? ada sedikit tips dari para EDITOR tentang cerita pendek macam apa yang menurut mereka pantas untuk diterbitkan. Penasaran, kan?
“Pertama-tama, cek ejaan, tanda baca dan penggunaan kalimat
dalam tulisanmu…dan kalau kau ingin menulis fiksi, kau juga harus banyak membaca fiksi. Kalau berniat menjadi penulis cerita pendek, maka
kau harus membaca cerita pendek sebanyak mungkin. Setelah itu, baca hasil
tulisanmu keras-keras. Kalau ada kalimat yang terdengar ‘aneh’—segera cabut
dari tulisanmu. Dan jangan pernah mengirim draft pertama tulisanmu kepada
editor, karena itu adalah tulisan yang belum selesai. Kenapa kau harus
melakukan semua ini? Karena semua poin-poin yang saya sebutkan menyimpulkan
bahwa menulis adalah sebuah pekerjaan.
Kalau kau ingin ceritamu dibaca banyak orang, maka kau harus bekerja keras. Semua cerita
yang ingin kau kirimkan ke editor majalah atau buku harus terbaca rapi, bersih,
padat dan jelas. Setiap kalimat yang ada dalam ceritamu harus menunjukkan bahwa
kau telah bekerja keras menghasilkan tulisan tersebut. Sebuah
karya bisa dikatakan bagus, tapi bagus saja tidak cukup. Untuk meraih pembaca
seluas mungkin, diperlukan karya yang luar
biasa. Kami menerima banyak sekali kiriman cerita pendek yang bagus, tapi
kami hanya menerbitkan cerita-cerita yang menurut kami luar biasa. Cerita-cerita yang
tidak terlupakan, yang menyentuh kami, yang sangat kami sukai. Standar ‘cerita
bagus’ terlalu rendah untuk kami. Cerita yang luar
biasa akan selalu teringat di
kepala pembacanya.” ~ Anthony Varallo, Editor Fiksi, CRAZYHORSE
—————
“Pembaca sangat peduli terhadap karakter dan bahkan setelah
cerita selesai, mereka tetap memikirkan karakter yang mereka temui di dalam
cerita tersebut. Cerita harus memiliki detail yang bisa dibayangkan jelas oleh
pembaca, serta menjadi pegangan si pembaca. Dan bila ada dialog dalam cerita
itu, maka dialog tersebut harus terdengar nyata, dan tidak dibuat-buat atau
berlebihan. Selain itu, cerita yang kami cari harus bisa menawarkan pandangan
hidup yang segar dan mendalam. Sesuatu yang punya arti serta nilai resonansi
terhadap pembaca. Dan, di akhir cerita, pembaca merasa puas. Bukan berarti
cerita itu harus berakhir bahagia, tapi ada perasaan bahwa sebagian dari
perjalanan si karakter telah tiba di penghujung jalan.” ~ Susan
Burmeister-Brown, Co-Editor, GLIMMER
TRAIN STORIES
—————
“Cerita yang kami inginkan adalah cerita yang bisa mengangkat
dirinya di atas cerita-cerita lain—yang menarik perhatian kami dengan cepat,
bahkan di kalimat pertama, serta membuat kami terbuai setelah membaca satu, dua
paragraf. Cerita yang kami inginkan akan membuat kami terpaku pada setiap kata
dan kalimat hingga cerita itu selesai, dan seluruh indera kami terpicu karena
begitu senang menemukan cerita yang luar biasa. Cerita seperti ini adalah
cerita yang bisa kami cerna, dan juga membuat kami terpukau dan terhubung pada
manusia lain. Kami mencari cerita yang bisa menarik perhatian kami lewat ritme,
penggunaan kalimat serta kepribadian karakter di dalamnya. Semua karakter harus
terasa hidup. Selain itu,
detail yang kuat akan membuat suara si penulis dan para karakternya lebih
terdengar, hingga membawa pembaca ke bawah permukaan interior atau eksterior
cerita. Namun, semua elemen ini juga tidak boleh bertabrakan dengan alur narasi
cerita.” Susan Mase, Editor Fiksi, NIMROD
Komentar
Posting Komentar
Selamat datang dan membaca tulisan dalam Blog ini. Silakan tinggalkan komentar sebagai tanda sudah berkunjung, salam dan bahagia selalu.