BELUM SEMUA KENAL MUHAMMADIYAH,,, 😍😍😍 Seorang pengurus yayasan bertanya: "Berapa gaji pengurus Muhammadiyah yang tertinggi dan terendah?” “Pimpinan tidak ada yang digaji, hanya karyawan yg digaji” jawab saya. “Apa benar ? Kalau begitu dari mana sumber ekonomi mereka ?” “Semua pimpinan Muhammadiyah punya pekerjaan, tidak menganggur”. "Bagaimana kalau tugas Muhammadiyah bersamaan dengan tugas pekerjaan?” “Jika waktu berbenturan, tugas pekerjaan didahulukan, baru Muhammadiyah”. “Kalau begitu tidak profesional karena menomorduakan Muhammadiyah” “Mungkin menurut orang lain tidak profesional. Tetapi itu lebih baik karena semua pimpinan Muhammadiyah tidak ada yang berfikir mengurusi Muhammadiyah sebagai profesi. Semua berniat sbg pengabdian. Yang penting dilakukan penuh kesungguhan dan sepenuh kemampuan”. Dahulu pernah ada gagasan memberi gaji kepada pimpinan Muıammadiyah supaya waktu dan perhatiannya bisa penuh kepada pesyarikatan. Tanggapan Pak AR ketika ditanya: ”Itu niat
REMBANG DENDANG
Petang rembang, sunyi bayang
Ufuk menyingsing kenang menggenang
Di petatah ujar, pada petitih ajar
Semburat binar
meringkas nanar
Dibungkus sayang, gendang berdendang
Tabuh bait, syair berserat
Seonggok luka dirogoh masa
Kembang merekah, lembar merebah
Separau pekik kusam melentik
Dibungkus sayang, rembang berdendang
Seonggok luka dirogoh masa
Kembang merekah, lembar merebah
Separau pekik kusam melentik
Dibungkus sayang, rembang berdendang
Manis terbuang, kafir mengulang
Sejak bisik miskin telisik
Hilang tanya, sombong meraja
Berdiri di awang ke atas memandang
Dibungkus gamang, renggang sayang
Sejak bisik miskin telisik
Hilang tanya, sombong meraja
Berdiri di awang ke atas memandang
Dibungkus gamang, renggang sayang
Kerut kening, carut melengking
Ujaran menghitam bibir menghantam
Tiada doa, apalah lagi asa
Ujaran menghitam bibir menghantam
Tiada doa, apalah lagi asa
Hati batu dikerkah kaku
Dibungkus malang, nyawa meregang
Dibungkus malang, nyawa meregang
Senja rempak, petang retak
Hilang taubat catatan dilipat
Ajar ada, renungkan saja
Tiap diri pilih di sisi mana berdiri
Dibungkus sayang, dibungkus malang.
Padang, 9/5/13 pukul
8:17/ selesai pada 10/5/13 pukul 00.00 WIB.Hilang taubat catatan dilipat
Ajar ada, renungkan saja
Tiap diri pilih di sisi mana berdiri
Dibungkus sayang, dibungkus malang.
Dalam buku puisi "REMBANG DENDANG" (2013) : Denni Meilizon, AG LITERA Yogyakarta
Komentar
Posting Komentar
Selamat datang dan membaca tulisan dalam Blog ini. Silakan tinggalkan komentar sebagai tanda sudah berkunjung, salam dan bahagia selalu.