Langsung ke konten utama

Gaji Pimpinan di Muhammadiyah

BELUM SEMUA KENAL MUHAMMADIYAH,,, 😍😍😍 Seorang pengurus yayasan bertanya: "Berapa gaji pengurus Muhammadiyah yang tertinggi dan terendah?” “Pimpinan tidak ada yang digaji, hanya karyawan yg digaji” jawab saya.  “Apa benar ? Kalau begitu dari mana sumber ekonomi mereka ?” “Semua pimpinan Muhammadiyah punya pekerjaan, tidak menganggur”. "Bagaimana kalau tugas Muhammadiyah bersamaan dengan tugas pekerjaan?” “Jika waktu berbenturan, tugas pekerjaan didahulukan, baru Muhammadiyah”. “Kalau begitu tidak profesional karena menomorduakan Muhammadiyah” “Mungkin menurut orang lain tidak profesional. Tetapi itu lebih baik karena semua pimpinan Muhammadiyah tidak ada yang berfikir mengurusi Muhammadiyah sebagai profesi. Semua berniat sbg pengabdian. Yang penting dilakukan penuh kesungguhan dan sepenuh kemampuan”.  Dahulu pernah ada gagasan memberi gaji kepada pimpinan Muıammadiyah  supaya waktu dan perhatiannya bisa penuh kepada pesyarikatan. Tanggapan Pak AR  ketika ditanya:  ”Itu niat

IMAPASBAR KOTA PADANG MENGADAKAN "LOMBA PENULISAN ARTIKEL"




Tak terasa Kabupaten Pasaman Barat sudah berusia 10 tahun. Wow, bila diukur dengan umur manusia, umur 10 tahun itu adalah umur untuk persiapan peralihan masa kanak-kanak ke remaja.


10 Tahun dengan periode kepemimpinan pemerintahan yang sudah beberapa kali berganti tentunya telah memberikan warna dan jejak dalam pembangunan kemasyarakat Kabupaten Pasaman Barat. Bila kita tinjau dari berbagai aspek, maka akan melahirkan tulisan-tulisan yang sangat kaya akan kupasan yang kental dan sarat dengan kondisi realitas masyarakat di lapangan. Tulisan-tulisan itu tentunya sangat berguna sebagai bahan pertimbangan bagi pemegang kepentingan untuk mengambil kebijakan yang mudah-mudahan berpihak kepada kepentingan masyarakat Pasaman Barat secara keseluruhan.

10 Tahun adalah masa di mana benih sudah mulai tumbuh. 10 Tahun adalah masa yang sudah mulai berani tegak berdiri untuk menantang dunia. Dan 10 tahun adalah masa depan yang akan penuh dengan tantangan dan cobaan namun juga bila kearifan dan kebijaksanaan bisa dimanfaatkan dengan baik maka akan menciptakan kesejahteraan, keadilan dan kemakmuran kelak.

Dengan harapan di atas, IMAPASBAR KOTA PADANG mengajak seluruh MAHASISWA ASAL PASAMAN BARAT yang berdomisili di Seluruh Indonesia untuk MENGIKUTI LOMBA PENULISAN ARTIKEL dengan tema :

"REFLEKSI 10 TAHUN PASAMAN BARAT UNTUK MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK", DITINJAU DARI BERBAGAI ASPEK".

Lomba ini sudah di buka sejak tanggal 1 Januari 2014 dan akan ditutup pada tanggal 18 Januari 2014 pukul 00.00 WIB.
Persyaratan :
1. Diketik Rapi, huruf "Time New Romans",Size 12 ,spasi 1,5
2. Naskah Minimal 3 Halaman dan Maksimal 6 Halaman
3. Tema dijabarkan dari aspek pendidikan,sosial,budaya,ekonomi, politik dan
pariwisata
4. Memuat BIODATA penulis, beserta fotocopy KTP dan KTM
5. Artikel adalah karya sendiri dan belum pernah dilombakan.

Hadiah : Piagam + Tropy + Tabanas + Buku Karangan Kakanda DENNI MEILIZON

NB : Hardcopy (diantar langsung ke Mushalla Nurul YAQIN Gurun Laweh Padang)
Softcopy ( Kirim ke email | Basartech@gmail.com)

Cp : Pendi ( 0857 6605 2039 ) --------------------------------------------------------

Dewan Juri terdiri dari 5 orang, Tokoh Muda Pasaman Barat dan sudah malang melintang dalam dunia organisasi, pemerintahan dan tentunya dunia kepenulisan. Mereka dipilih berdasarkan domisili kampung asal secara merata, dari Kec. Ranah Batahan s/d Kec. Talamau.

Tahap seleksi

Seleksi akan dilakukan Tiga Tahap. Dan akhirnya nanti akan menghasilkan 8 (delapan) Artikel terbaik yang akan dibagi ke dalam pemenang I, II, II dan 5 (lima) artikel terbaik.

Artikel - artikel tersebut akan di muat nanti dalam Tabloid "SANGKABULAN" (Edisi promo) yang juga insya Allah akan diterbitkan serta diluncurkan oleh IMAPASBAR KOTA PADANG.

Nah, tunggu apalagi. Mulailah menulis dari sekarang. Dengan tulisan kita sampaikan pikiran, dengan tulisan kita laungkan harapan dan dengan tulisan kita nyatakan kepada dunia bahwa kita ada.

SALAM TUAH BASAMO!

ADMIN.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Fiksi dalam Sorak Sorai Kepergian dan Penantian

 (Kolom Apresiasi di SKH Haluan, 11 September 2016) Oleh Denni Meilizon AGAKNYA kata “rindu” memang tidak pernah bisa dipisahkan dari sebuah jarak antara kepergian dengan penantian. Sebagaimana sebuah kapal yang melayari lautan, perjalanan telah membawa semua ekspektasi kata “rindu” yang malih rupa kemudian dengan sebutan kenangan. Sedangkan kenangan selalu berupa sebentuk rumah, kebersamaan dan jejak. Puisi “Yang Ditahan Angin Rantau” menggambarkan betapa kenangan telah berumah di tanah perantauan sedangkan di kampung halaman tertinggal sebentuk ingatan. Larik begini, Sepanjang malam adalah angin yang berembus menikam jauh sampai ke putih tulang/ Penyair seakan memberitahukan kepada kita bahwa rindu rumah kampung halaman telah mencukam dalam sampai titik paling rendah, sampai ke tulang.   Anak rindu kepada masakan Ibunda dan tepian mandi ketika kanak-kanak. Tetapi, puisi ini bukanlah hendak menuntaskan keinginan itu. Tak ada waktu untuk menjemput kenangan. Lihatlah larik

DIALOG SUNYI REFDINAL MUZAN DALAM SALJU DI SINGGALANG

Harian Umum RAKYAT SUMBAR edisi SABTU, 25 Januari 2014 Ketika menutup tahun 2013 lalu, Refdinal Muzan kembali menerbitkan kumpulan sajaknya dengan judul "Salju di Singgalang". Penyair melankonis dan teduh ini benar-benar sangat produktif "berkebun" kata-kata. Bahasa qalbunya menyala. Sajak-sajaknya mencair mencari celah untuk mengalir dengan melantunkan irama yang mengetuk-ngetuk pintu bathin pembaca, mengajak bergumul, berbaris lalu berlahan lumat bersama kelindan kata yang merefleksikan pergerakan kreatifitas kepenyairannya. Membaca sajak-sajaknya memberikan ruang untuk berdialog lalu menarik  kita untuk ikut ke dalam pengembaraan dengan wajah menunduk, bertafakur dalam sunyi, menghormati kemanisan sajak yang disajikan berlinang madu.

KAJIAN PUISI-BUNYI DALAM SAJAK

BAB I  PENDAHULUAN   1.1          Latar Belakang Sastra merupakan cabang seni yang mengalami proses pertumbuhan sejalan dengan perputaran waktu dan perkembangan pikiran masyarakat.  Demikian pula sastra Indonesia terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman, karena sastra adalah produk  (sastrawan) yang lahir dengan fenomena-fenomena yang ada dalam kehidupan masyarakat.