BELUM SEMUA KENAL MUHAMMADIYAH,,, 😍😍😍 Seorang pengurus yayasan bertanya: "Berapa gaji pengurus Muhammadiyah yang tertinggi dan terendah?” “Pimpinan tidak ada yang digaji, hanya karyawan yg digaji” jawab saya. “Apa benar ? Kalau begitu dari mana sumber ekonomi mereka ?” “Semua pimpinan Muhammadiyah punya pekerjaan, tidak menganggur”. "Bagaimana kalau tugas Muhammadiyah bersamaan dengan tugas pekerjaan?” “Jika waktu berbenturan, tugas pekerjaan didahulukan, baru Muhammadiyah”. “Kalau begitu tidak profesional karena menomorduakan Muhammadiyah” “Mungkin menurut orang lain tidak profesional. Tetapi itu lebih baik karena semua pimpinan Muhammadiyah tidak ada yang berfikir mengurusi Muhammadiyah sebagai profesi. Semua berniat sbg pengabdian. Yang penting dilakukan penuh kesungguhan dan sepenuh kemampuan”. Dahulu pernah ada gagasan memberi gaji kepada pimpinan Muıammadiyah supaya waktu dan perhatiannya bisa penuh kepada pesyarikatan. Tanggapan Pak AR ketika ditanya:...
TEPIAN MANDI MENGIMBAU ENGKAU
Sampai pada mana hari ini kita mukimkan
Lekaslah lekas tanya di serak
pada nanar dan jua asa tempat berpulang
Di serumah gadang yang tegak di bibir hari
Ataupun juga dalam bayangan mimpi malam-malam sibuyung
Di halaman rumah bunda, senampan doa tiap detik dibubungkan
Kampung yang bertepian mandi di mana langit dan adat bersyara' yang kita jura Lekaslah berkhabar buah hati yang tualang di rantau bertuah
Ranah di tepian Marapi mengimbau letih
menyesak engkau pulang
Buku harian sibuyung sudahlah ditulisi rindu yang berair mata
Menggenapkan pesan di halau angin, purnama dan lautan sampai ke seberang Rindu Abak, Amak serta sanak kandung mengharu di badan diri
Sampai pada mana hari ini kita mukimkan
Sampai pada dendang rabab di ujar si anak jolong gadang
Sampai pada langit yang dihujani doa-doa
Sampai pada mata yang sembab memupuk air berlinang-linang
Sampai pada kasih yang tiada sampai-sampai
Sampai pada asa yang disiangi di setiap pagi dan petang
Lekaslah lekas duhai berkabar
Tepian mandi mengimbau pulang.
(2013)
PADA PELABUHAN HATI YANG SENJA
Rasa yang kita sandarkan pada pecah ombak
Pada aroma asin lautan yang bergolak badai
Tetap setia mengeja rindu yang dibaca musim dan angin
Menyapu lunas geliat waktu dalam aliran darah
Kita diikatkan pada pelabuhan hati yang senja
Dalam degup pendar gairah asmara yang tertanam
Dipertontonkan siluet dalam matamu itu
Serta diri yang menyepi terdiam dalam pengharapan
Ketulusan penantian di mana sejak mula kita tarikan bersama
Pada hadir yang dibingkaikan pesan-pesan cinta
Jawaban kedatanganmu telah membelai urai rambutku
Maka nyata di sini di dalam pelabuhan hati yang mengikat erat
Aku menuliskan semburat kegembiraan hati
Dalam mahligai yang disusun rancak gemulai
Di mana hanya ada kita
Kita yang memagut waktu bersama-sama
Mengeratkan simpul yang akan di bawa mati.
141212
Komentar
Posting Komentar
Selamat datang dan membaca tulisan dalam Blog ini. Silakan tinggalkan komentar sebagai tanda sudah berkunjung, salam dan bahagia selalu.