BELUM SEMUA KENAL MUHAMMADIYAH,,, 😍😍😍 Seorang pengurus yayasan bertanya: "Berapa gaji pengurus Muhammadiyah yang tertinggi dan terendah?” “Pimpinan tidak ada yang digaji, hanya karyawan yg digaji” jawab saya. “Apa benar ? Kalau begitu dari mana sumber ekonomi mereka ?” “Semua pimpinan Muhammadiyah punya pekerjaan, tidak menganggur”. "Bagaimana kalau tugas Muhammadiyah bersamaan dengan tugas pekerjaan?” “Jika waktu berbenturan, tugas pekerjaan didahulukan, baru Muhammadiyah”. “Kalau begitu tidak profesional karena menomorduakan Muhammadiyah” “Mungkin menurut orang lain tidak profesional. Tetapi itu lebih baik karena semua pimpinan Muhammadiyah tidak ada yang berfikir mengurusi Muhammadiyah sebagai profesi. Semua berniat sbg pengabdian. Yang penting dilakukan penuh kesungguhan dan sepenuh kemampuan”. Dahulu pernah ada gagasan memberi gaji kepada pimpinan Muıammadiyah supaya waktu dan perhatiannya bisa penuh kepada pesyarikatan. Tanggapan Pak AR ketika ditanya: ”Itu niat
Anak,
apakah kau ingin melihat mekkah
Lihatlah
dalam kulit limau manis ini
Pasang
matamu lebar-lebar
Licin
kulit limau ini manis air kiawai ini
Apabila
kuat kau tahan humus tanah itu
Dari
godaan setan sawit yang menggoda iman
Kau
akan sampai ke gerbang masjidil haram
Tetapi
kebun kampung sebelah berlumur sawit, Bapak
Orang
malaysia menanam benih sampai ke sini
Menawarkan
mekkah juga, kok
Di
setiap biji sawit dalam timbangan
Bapak,
kata mereka sawit alangkah cepat
Bisa
mengantarkan masjidil haram ke rumah kita
Anak,
apakah kau ingin melihat mekkah
Lihatlah
dalam sisik kulit salak kebun paroman
Hitam
kulit dan bijinya
Putih
bersih daging buahnya
Manis
ke pangkal jantung aduhai rasanya
Apabila
kau kuat menahan godaan iman
Dari
setan sawit yang gembur di kampung sebelah
Kau
akan sampai jua ke gerbang masjidil haram
Tetapi
dunia lebih suka salak bali dan pondoh, Bapak
Dan
kita tidak terbiasa menjual salak sampai ke seberang
Bapak,
tanah kita ditanami sawit saja
Walaupun
sungai kita akan mengering
Tetapi
nanti kita bisa mandi di mekkah saja
Dengan
air zam-zam, Bapak. Air buah tangan nanti
Dibagikan
kepada orang sekampung
Sambil
menggigit daging salak manis kita
Sisa
yang ditinggalkan kawanan babi dan kera
Tanpa
perlu memikirkan cara mengemas
Ataupun
menjualnya, Bapak.
2016
Halaman CAGAK, Harian Padang Ekspres, Minggu 4 September 2016
Halaman CAGAK, Harian Padang Ekspres, Minggu 4 September 2016
marguerite@mail.postmanllc.net
BalasHapus