BELUM SEMUA KENAL MUHAMMADIYAH,,, 😍😍😍 Seorang pengurus yayasan bertanya: "Berapa gaji pengurus Muhammadiyah yang tertinggi dan terendah?” “Pimpinan tidak ada yang digaji, hanya karyawan yg digaji” jawab saya. “Apa benar ? Kalau begitu dari mana sumber ekonomi mereka ?” “Semua pimpinan Muhammadiyah punya pekerjaan, tidak menganggur”. "Bagaimana kalau tugas Muhammadiyah bersamaan dengan tugas pekerjaan?” “Jika waktu berbenturan, tugas pekerjaan didahulukan, baru Muhammadiyah”. “Kalau begitu tidak profesional karena menomorduakan Muhammadiyah” “Mungkin menurut orang lain tidak profesional. Tetapi itu lebih baik karena semua pimpinan Muhammadiyah tidak ada yang berfikir mengurusi Muhammadiyah sebagai profesi. Semua berniat sbg pengabdian. Yang penting dilakukan penuh kesungguhan dan sepenuh kemampuan”. Dahulu pernah ada gagasan memberi gaji kepada pimpinan Muıammadiyah supaya waktu dan perhatiannya bisa penuh kepada pesyarikatan. Tanggapan Pak AR ketika ditanya:...
di bebatu, kita makan aneka lumut,
di dengus sungai, kita sebar aneka spora,
di manis rembulan, kita ngaga aneka mulut,
di kerasnya kesunyian, kita belajar aneka suara,
bebatu mendengus, lumut memakan aneka spora semanis rembulan di tengah sungai
melaung dalam mulut yang menganga membunyikan suara decap aneka spora, lalu meletus di bibir bebatu, dikunyah rakus aneka lumut
dalam kesunyian berdekut keras meminta sungai mengalir
deras pada ngaga mulut,
dengus yang bersahutan, mengecap manis, belajar memakan suara
di kerasnya bebatu yang memakan rembulan,
di bebatu, spora menjadi lumut
di dengus sungai, spora menjadi lumut
di manis rembulan, suara menjadi mulut
di kerasnya kesunyian, suara menjadi mulut
lumut dalam mulut bersuara spora.
Lubuk Minturun, Agustus 2014
Dimuat Koran Padang Ekspres edisi Minggu (21 September 2014)
melaung dalam mulut yang menganga membunyikan suara decap aneka spora, lalu meletus di bibir bebatu, dikunyah rakus aneka lumut
dalam kesunyian berdekut keras meminta sungai mengalir
deras pada ngaga mulut,
dengus yang bersahutan, mengecap manis, belajar memakan suara
di kerasnya bebatu yang memakan rembulan,
di bebatu, spora menjadi lumut
di dengus sungai, spora menjadi lumut
di manis rembulan, suara menjadi mulut
di kerasnya kesunyian, suara menjadi mulut
lumut dalam mulut bersuara spora.
Lubuk Minturun, Agustus 2014
Dimuat Koran Padang Ekspres edisi Minggu (21 September 2014)
Komentar
Posting Komentar
Selamat datang dan membaca tulisan dalam Blog ini. Silakan tinggalkan komentar sebagai tanda sudah berkunjung, salam dan bahagia selalu.