Langsung ke konten utama

Gaji Pimpinan di Muhammadiyah

BELUM SEMUA KENAL MUHAMMADIYAH,,, 😍😍😍 Seorang pengurus yayasan bertanya: "Berapa gaji pengurus Muhammadiyah yang tertinggi dan terendah?” “Pimpinan tidak ada yang digaji, hanya karyawan yg digaji” jawab saya.  “Apa benar ? Kalau begitu dari mana sumber ekonomi mereka ?” “Semua pimpinan Muhammadiyah punya pekerjaan, tidak menganggur”. "Bagaimana kalau tugas Muhammadiyah bersamaan dengan tugas pekerjaan?” “Jika waktu berbenturan, tugas pekerjaan didahulukan, baru Muhammadiyah”. “Kalau begitu tidak profesional karena menomorduakan Muhammadiyah” “Mungkin menurut orang lain tidak profesional. Tetapi itu lebih baik karena semua pimpinan Muhammadiyah tidak ada yang berfikir mengurusi Muhammadiyah sebagai profesi. Semua berniat sbg pengabdian. Yang penting dilakukan penuh kesungguhan dan sepenuh kemampuan”.  Dahulu pernah ada gagasan memberi gaji kepada pimpinan Muıammadiyah  supaya waktu dan perhatiannya bisa penuh kepada pesyarikatan. Tanggapan Pak AR  ketika ditanya:  ”Itu niat

NEW YORK, IT'S SUMMER

Via JFK New York dipijak jam 10 malam
Commuter di Subway, jalanan yang ramai
Kota Manhattan di ujung jarum jam 3 pagi

Tiap irama mengirim denyut ramainya Subhanallah luar biasa
Ekspresi menjadi gila, apartemen cuma disinggahi tas saja

Memperawani New York cukup dengan 2 Dollar saja harganya
Sebab trotoarnya luas-luas, lebar-lebar. Jalan kaki mencuci mata sekaligus olahraga pula
Map Subway, City Map. Atau juga Cellphone terintegrasi aplikasi Google Map : "Use the technology, dude !"

Tak perlu beramah tamah pun juga senyum sapa pada lalu lalang
"New York defines what individuality means". New Yorkers jalannya cepat, mengikutinya bagai berlari saja
Tak usah tanya-tanya alamat, ingat ini selalu : "use the technology, dude !"

Ditengah-tengah kota maksud hati berserak-serak pun mengalir kemana-mana
Godaan avenue-avenue membuat itinerary yang disusun setengah senewen itu
menjadi sampah, sia-sia bin mubazirun
Maka disinilah didefenisikan musim summer kali ini
Times Square, Rockefeller Center, Empire State Building, Patung Liberty at Ellis Island.
Atau juga mempelototi daftar ini : New York City Comedy Clubs, Central Park, Central Park Zoo, CNN Studio Tour, Madison Square Garden, NBC Studio Tour, New York Aquarium, New York Botanical Garden dan The United Nations Tour

Musim summer, 900 ribu kilometer bujur sangkar luasnya
Orang-orang, kelap-kelip lampu, spanduk-spanduk
Menjejakkan kaki disana betapa terasa gila berpangkat kuadrat
Satu juta kali pun tak akan serupa rasanya dengan melihat di televisi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Fiksi dalam Sorak Sorai Kepergian dan Penantian

 (Kolom Apresiasi di SKH Haluan, 11 September 2016) Oleh Denni Meilizon AGAKNYA kata “rindu” memang tidak pernah bisa dipisahkan dari sebuah jarak antara kepergian dengan penantian. Sebagaimana sebuah kapal yang melayari lautan, perjalanan telah membawa semua ekspektasi kata “rindu” yang malih rupa kemudian dengan sebutan kenangan. Sedangkan kenangan selalu berupa sebentuk rumah, kebersamaan dan jejak. Puisi “Yang Ditahan Angin Rantau” menggambarkan betapa kenangan telah berumah di tanah perantauan sedangkan di kampung halaman tertinggal sebentuk ingatan. Larik begini, Sepanjang malam adalah angin yang berembus menikam jauh sampai ke putih tulang/ Penyair seakan memberitahukan kepada kita bahwa rindu rumah kampung halaman telah mencukam dalam sampai titik paling rendah, sampai ke tulang.   Anak rindu kepada masakan Ibunda dan tepian mandi ketika kanak-kanak. Tetapi, puisi ini bukanlah hendak menuntaskan keinginan itu. Tak ada waktu untuk menjemput kenangan. Lihatlah larik

DIALOG SUNYI REFDINAL MUZAN DALAM SALJU DI SINGGALANG

Harian Umum RAKYAT SUMBAR edisi SABTU, 25 Januari 2014 Ketika menutup tahun 2013 lalu, Refdinal Muzan kembali menerbitkan kumpulan sajaknya dengan judul "Salju di Singgalang". Penyair melankonis dan teduh ini benar-benar sangat produktif "berkebun" kata-kata. Bahasa qalbunya menyala. Sajak-sajaknya mencair mencari celah untuk mengalir dengan melantunkan irama yang mengetuk-ngetuk pintu bathin pembaca, mengajak bergumul, berbaris lalu berlahan lumat bersama kelindan kata yang merefleksikan pergerakan kreatifitas kepenyairannya. Membaca sajak-sajaknya memberikan ruang untuk berdialog lalu menarik  kita untuk ikut ke dalam pengembaraan dengan wajah menunduk, bertafakur dalam sunyi, menghormati kemanisan sajak yang disajikan berlinang madu.

KAJIAN PUISI-BUNYI DALAM SAJAK

BAB I  PENDAHULUAN   1.1          Latar Belakang Sastra merupakan cabang seni yang mengalami proses pertumbuhan sejalan dengan perputaran waktu dan perkembangan pikiran masyarakat.  Demikian pula sastra Indonesia terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman, karena sastra adalah produk  (sastrawan) yang lahir dengan fenomena-fenomena yang ada dalam kehidupan masyarakat.