Langsung ke konten utama

Gaji Pimpinan di Muhammadiyah

BELUM SEMUA KENAL MUHAMMADIYAH,,, 😍😍😍 Seorang pengurus yayasan bertanya: "Berapa gaji pengurus Muhammadiyah yang tertinggi dan terendah?” “Pimpinan tidak ada yang digaji, hanya karyawan yg digaji” jawab saya.  “Apa benar ? Kalau begitu dari mana sumber ekonomi mereka ?” “Semua pimpinan Muhammadiyah punya pekerjaan, tidak menganggur”. "Bagaimana kalau tugas Muhammadiyah bersamaan dengan tugas pekerjaan?” “Jika waktu berbenturan, tugas pekerjaan didahulukan, baru Muhammadiyah”. “Kalau begitu tidak profesional karena menomorduakan Muhammadiyah” “Mungkin menurut orang lain tidak profesional. Tetapi itu lebih baik karena semua pimpinan Muhammadiyah tidak ada yang berfikir mengurusi Muhammadiyah sebagai profesi. Semua berniat sbg pengabdian. Yang penting dilakukan penuh kesungguhan dan sepenuh kemampuan”.  Dahulu pernah ada gagasan memberi gaji kepada pimpinan Muıammadiyah  supaya waktu dan perhatiannya bisa penuh kepada pesyarikatan. Tanggapan Pak AR  ketika ditanya:  ”Itu niat

Pengurus FAM Wilayah Sumbar Resmi Terbentuk

PADANG -  Kepengurusan Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia Wilayah Sumatera Barat periode 2012-2013 resmi terbentuk. Terpilih sebagai Koordinator Wilayah adalah Nuh Rafi (FAM Pariaman), Sekretaris Denni Meilizon (FAM Padang) dan Bendahara, Rahmizakia Rifka (FAM Padang).
Salah seorang inisiator pembentukan FAM Wilayah Sumatera Barat, Befaldo Angga, Sabtu (20/10/2012) mengatakan, pembentukan kepengurusan FAM Wilayah Sumatera Barat berlangsung pada Ahad (14/10) lalu di Tabing, Padang. Dihadiri beberapa anggota FAM daerah di Sumatera Barat.
“Rencana pembentukannya sudah dimusyawarahkan tiga bulan sebelumnya. Kami menganggap kepengurusan ini penting untuk melakukan konsolidasi organisasi sehingga kegiatan-kegiatan FAM dapat terlaksana dengan baik, yaitu menyebarkan semangat kecintaan membaca buku dan menulis di kalangan generasi muda,” ujar Befaldo Angga seperti dikutip dari pers relis yang diterima padangmedia.com, Sabtu (20/10).
Dengan terbentuknya kepengurusan FAM Wilayah Sumbar, kata Befaldo Angga, diharapkan pengurus Pusat FAM Indonesia segera mengukuhkan kepengurusan dan memberikan SK Pengurus sehingga memudahkan pergerakan organisasi.
Sekretaris FAM Wilayah Sumatera Barat, Denni Meilizon menyebutkan, saat ini FAM Wilayah Sumatera Barat telah memprogramkan kegiatan penerbitan buku antologi puisi karya seluruh anggota FAM yang berdomisili di Sumatera Barat.
“Rencana ini berawal dari bincang-bincang santai di forum chat facebook yang ditindaklanjuti dengan acara Kopi Darat FAM Sumatera Barat beberapa hari lalu. Maka diambil kesepakatan untuk menulis dan menerbitkan sebentuk buku antologi puisi bersama karya anggota FAM Sumatera Barat dengan memuat profil seluruh anggota FAM Sumatera Barat yang aktif tahun ini,” ujar Denni Meilizon.
Koordinator Wilayah FAM Sumatera Barat, Nuh Rafi yang terpilih secara aklamasi menyatakan rasa syukurnya atas terbentuknya kepengurusan FAM Wilayah Sumatera Barat yang dipimpinnya saat ini. Ia berjanji akan menjalankan roda organisasi dan tetap melakukan koordinasi dengan FAM Pusat sehingga seluruh kegiatan menggelorakan literasi di Tanah Air dapat sejalan dan sukses.
Sementara, Ketua Umum FAM Indonesia Muhammad Subhan menyebutkan, saat ini jumlah anggota resmi FAM Indonesia yang telah mengantongi Member Card FAM Indonesia berjumlah seribuan orang. Terdiri dari pelajar, mahasiswa, guru, dosen, bahkan ibu rumah tangga.
“Alhamdulillah, perkembangan forum kepenulisan ini cukup pesat dan direncanakan pada Maret 2013 mendatang digelar acara silaturahim nasional bersama pengurus dan anggota FAM Indonesia yang akan dipusatkan di Pare, Kediri, Jawa Timur,” ujarnya.
Selain berdomisili di Indonesia, dari Sabang hingga Papua, saat ini anggota FAM juga ada yang berdomisili dan bekerja di sejumlah negara. Seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Hongkong, Taiwan, Mesir, dan Jerman.
Ditambahkan, FAM Indonesia adalah wadah kepenulisan nasional yang berpusat di Pare, Kediri dan bertekad melahirkan penulis-penulis muda Indonesia masa depan. FAM Indonesia juga berbasis di sekolah-sekolah dan melebur di tengah masyarakat dalam berbagai kegiatan kepenulisan.
Aktivitas kegiatan FAM Indonesia, tambah Muhammad Subhan, dapat diakses di www.famindonesia.blogspot.com dan seluruh anggota bersilaturahim lewat grup facebook “Forum Aishiteru Menulis”. Puluhan anggota FAM juga telah menerbitkan buku dan berprestasi di berbagai iven kepenulisan, baik di tingkat lokal dan nasional. (rin/rel)
source : padangmedia.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Fiksi dalam Sorak Sorai Kepergian dan Penantian

 (Kolom Apresiasi di SKH Haluan, 11 September 2016) Oleh Denni Meilizon AGAKNYA kata “rindu” memang tidak pernah bisa dipisahkan dari sebuah jarak antara kepergian dengan penantian. Sebagaimana sebuah kapal yang melayari lautan, perjalanan telah membawa semua ekspektasi kata “rindu” yang malih rupa kemudian dengan sebutan kenangan. Sedangkan kenangan selalu berupa sebentuk rumah, kebersamaan dan jejak. Puisi “Yang Ditahan Angin Rantau” menggambarkan betapa kenangan telah berumah di tanah perantauan sedangkan di kampung halaman tertinggal sebentuk ingatan. Larik begini, Sepanjang malam adalah angin yang berembus menikam jauh sampai ke putih tulang/ Penyair seakan memberitahukan kepada kita bahwa rindu rumah kampung halaman telah mencukam dalam sampai titik paling rendah, sampai ke tulang.   Anak rindu kepada masakan Ibunda dan tepian mandi ketika kanak-kanak. Tetapi, puisi ini bukanlah hendak menuntaskan keinginan itu. Tak ada waktu untuk menjemput kenangan. Lihatlah larik

DIALOG SUNYI REFDINAL MUZAN DALAM SALJU DI SINGGALANG

Harian Umum RAKYAT SUMBAR edisi SABTU, 25 Januari 2014 Ketika menutup tahun 2013 lalu, Refdinal Muzan kembali menerbitkan kumpulan sajaknya dengan judul "Salju di Singgalang". Penyair melankonis dan teduh ini benar-benar sangat produktif "berkebun" kata-kata. Bahasa qalbunya menyala. Sajak-sajaknya mencair mencari celah untuk mengalir dengan melantunkan irama yang mengetuk-ngetuk pintu bathin pembaca, mengajak bergumul, berbaris lalu berlahan lumat bersama kelindan kata yang merefleksikan pergerakan kreatifitas kepenyairannya. Membaca sajak-sajaknya memberikan ruang untuk berdialog lalu menarik  kita untuk ikut ke dalam pengembaraan dengan wajah menunduk, bertafakur dalam sunyi, menghormati kemanisan sajak yang disajikan berlinang madu.

KAJIAN PUISI-BUNYI DALAM SAJAK

BAB I  PENDAHULUAN   1.1          Latar Belakang Sastra merupakan cabang seni yang mengalami proses pertumbuhan sejalan dengan perputaran waktu dan perkembangan pikiran masyarakat.  Demikian pula sastra Indonesia terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman, karena sastra adalah produk  (sastrawan) yang lahir dengan fenomena-fenomena yang ada dalam kehidupan masyarakat.